TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Anies Targetkan Genangan Air Hujan di Jakarta Surut dalam 6 Jam

Kapasitas sistem drainase di Jakarta diklaim 100 milimeter

Petugas mengevakuasi warga menggunakan perahu karet saat banjir di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (20/2/2021). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan cara Ibu Kota menghadapi banjir berkenaan dengan potensi hujan ekstrem saat fenomena La Nina. Dia mengatakan genangan di Jakarta harus surut atau hilang dalam waktu enam jam.

Dia mengatakan kapasitas sistem drainase di Jakarta adalah 100 milimeter (mm). Jika curah hujan di Jakarta di bawah 100 milimeter per hari, maka di jalan utama tidak boleh banjir.

"Kalau di kawasan bukan jalan utama, jalan raya, itu sistem drainasenya kira-kira 50 mm per hari. Ini kata kunci, kalau di bawah 100 mm dan 50 mm itu gak boleh banjir. Tapi kalau di atas 100 mm sampai terjadi hujan setinggi itu, dan kita tahu sekarang hujannya ekstrem apalagi seperti diantisipasi dalam pertemuan ini, dengan adanya La Nina ini potensi hujan intensif jangka pendek kan tinggi sekali. Apa kiat-kiatnya, enam jam harus surut," ujarnya dalam 'Rakornas Antisipasi dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi La Nina dan Bencana Hidrometeorologi' yang disiarkan kanal YouTube BMKG, Jumat (29/10/2021).

Baca Juga: Soal Banjir Jakarta, PDIP Sebut Anies Terlalu Banyak Berteori

1. Jakarta terapkan KIP terkait banjir

Warga melintasi banjir di Jalan Pangeran Tubagus Angke, Jelambar, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Anies mengungkapkan, pada awal tahun 2021, DKI Jakarta mengalami hujan yang mengakibatkan air di Jalan Sudirman menggenang dan Kali Krukut naik. Dalam keadaan itu, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan alat di tiap wilayah untuk menyedot air yang ada di Jalan Sudirman.

Pemprov DKI Jakarta menerapkan key performance indicator (KIP) yang targetnya enam jam surut usai hujan reda. Jika di suatu tempat ada genangan, maka dalam durasi itu harus bisa surut.

"Jadi kalau kita gak punya KPI untuk enam jam kering ya di lapangan petugas tidak menggerakkan semua sumber daya, tapi karena ada target enam jam harus surut," ujarnya.

2. Bagaimana dengan air kiriman dari Bogor?

Jakarta selenggarakan vaksin anak usia 12-17 tahun di SMAN 20, Sawah Besar, Jakarta Pusat pada Kamis (1/7/2021). (dok. Humas Pemprov DKI Jakarta)

Begitu juga dengan air kiriman yang datang dari gunung, atau daerah Bogor dan sekitarnya. Anies menjelaskan di Jakarta terdapat 13 sungai alami yang masuk, maka bila air melampaui ambang batas daya tampung sungai dan meluap ke bantaran sungai, enam jam harus sudah kering.

"Kapasitas sungai 13 itu daya tampungnya 2300 meter kubik per detik. Kalau ada hujan ekstrem di pegunungan, itu bisa masuk ke dalam kota volumenya adalah 3.200 meter kubik per detik, jadi gap-nya itu bisa peningkatannya sampai 1.000 meter kubik per detik antara daya tampung dengan air yang masuk," ujarnya.

Baca Juga: BMKG Peringatkan Akan Ada La Nina Akhir 2021, Luhut: Semua Hati-hati!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya