Buzzer Politik Dinilai Lebih Paham Algoritma Media Sosial
Kontennya lebih personal dan targetkan sesuai lokasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - GM product lembaga monitoring Binokular Oleg Widiyoko mengungkapkan, ada pergeseran pola disinformasi terkait isu politik jelang Pemilu 2024. Dia menjelaskan kini konten politik lebih personal dan menggunakan strategi marketing politik berjenis microtargeting yakni berdasarkan lokasi.
“Sepertinya dari pelaku pembuat hoaks dan buzzer-buzzer tim sudah mengenal perubahan algoritma dari sosial media, yang dimana lebih personalize dan lebih micro targeting dari lokasi,” kata dia dalam diskusi Cek Fakta Bulanan “Hoaks Seputar Bakal Calon Presiden 2024."
Baca Juga: Menko Mahfud Akui Sulit Tindak Buzzer di Medsos karena Minim Bukti
1. Meningkatnya pertumbuhan buzzer sebanding dengan konten negatif
Dia mengatakan, semakin banyak konten akan semakin besar jangkauannya. Maka dari itu potensi viralnya juga akan semakin tinggi.
Selain itu dia mengatakan, aktivitas buzzer mulai meningkat sejak awal tahun. Pertumbuhan buzzer sebanding dengan konten negatif.
“Walaupun serangan-serangan konten negatifnya masih seputar semacam black campaign untuk pasangan lain ataupun mempertanyakan aktivitas atau isu-isu sebelumnya,” katanya.
Baca Juga: Era Jokowi Tak Lebih Baik dari SBY, Demokrat: Mungkin Karma Buzzer