TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dear Couple, Kenali Kekerasan Domestik dalam Suatu Hubungan

Tak hanya suami istri tapi pada pasangan yang belum menikah

Ilustrasi Kekerasan pada Perempuan. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Biduk rumah tangga tak selalu dihiasi dengan keharmonisan, karena fenomena kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT masih kerap terjadi di tengah pasangan yang sudah menikah.

Banyak bentuk kekerasan yang dialami dalam rumah tangga. Bukan hanya pada suami atau istri, kekerasan di ranah domestik juga terjadi pada hubungan yang intim antar-pasangan, di mana salah satu di antara mereka ingin menguasai pasangannya, baik laki-laki atau perempuan.

Kekerasan domestik bisa terjadi kepada siapa saja, dan dampaknya bisa dalam bentuk masalah emosi, psikologi, hingga fisik.

Baca Juga: Dear Perempuan, Kenali Fakta-fakta Tentang KDRT Agar Lebih Waspada

1. Saat kamu terlalu takut pada pasangan, jadi tanda adanya hubungan yang kasar

Ilustrasi pasangan (IDN Times/Sunariyah)

Melansir dari situs organisasi kesehatan mental HelpGuide, ada banyak tanda hubungan yang kasar, dan ketakutan dari pasangan adalah sesuatu yang paling jelas. Apalagi saat salah satu pasangan merasa harus sangat hati-hati saat mengatakan sesuatu untuk menghindari pertengkaran, kemungkinan itu adalah hubungan yang tak sehat dan kasar.

Tanda lainnya adalah saat pasangan meremehkan dan mencoba mengendalikan seseorang, merasa benci diri sendiri, tak berdaya dan putus asa. 

Ada beberapa hal yang bisa ditanyakan pada diri sendiri untuk mengetahui apakah seseorang ada dalam hubungan domestik yang kasar. Mulai dari merasa takut pada pasangan, menghindari topik tertentu, merasa takut salah, percaya pantas disakiti, bertanya apakah diri sendiri gila, merasa mati secara emosional atau tak berdaya, diremehkan, diteriaki, diabaikan, pasangan punya temperamen yang buruk, mengancam, posesif, hingga terus membatasi akses ke uang, internet hingga telepon.

2. Pelecehan fisik dan seksual di ranah domestik

Ilustrasi kekerasan pada perempuan. (IDN Times/Aditya Pratama)

Pelecehan fisik dan seksual di ranah domestik terjadi dengan cara melukai atau membahayakan pasangan, mulai dari pemukulan hingga pemaksaan aktivitas seksual yang tak diinginkan, tidak aman atau merendahkan.

Terakhir, kekerasan secara emosional adalah masalah yang besar, hal ini dilakukan pasangan supaya membuat pasangannya merasa hilang harga diri dan tak bisa lari.

Pelecehan emosional termasuk dengan meneriakkan nama, menyalahkan, mempermalukan, intimidasi dan menyerang secara psikologis atau emosional.

Baca Juga: Paus: Kekerasan Terhadap Perempuan Berarti Menghina Tuhan

3. Suarakan kekerasan yang ada

Ilustrasi isolasi (kcl.ac.uk)

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan ketika menghadapi kekerasan dalam ranah domestik oleh pasangan, caranya adalah dengan berani menyuarakan kekerasan dan pelecehan yang dialami.

Orang lain juga perlu peka pada tanda-tanda kekerasan domestik yang dialami keluarga, teman atau kerabat, dengan memperhatikan dan menawarkan dukungan. Karena tak jarang, korban memilih diam dan mengisolasi diri.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya