Eksploitasi Seksual Anak Daring Meningkat 20 Persen di Tahun 2023
Belanda jadi negara dengan jumlah pelaporan tertinggi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Perkembangan teknologi yang pesat juga mengakibatkan dampak negatif, salah satunya eksploitasi seksual anak secara daring. Perkembangan teknologi ini memunculkan pola kejahatan seksual anak bentuk baru.
Koordinator Nasional End Child Prostitution, Child Pornography (ECPAT) Indonesia Ahmad Sofian Ahmad Sofian memaparkan soal fenomena ini.
Dari data yang dikeluarkan oleh Internet Watch Foundation pada 2022, ada ratusan ribu konten kekerasan dan pelecehan seksual anak yang dilaporkan.
“Itu terdapat 255.571 konten kekerasan dan pelecehan seksual anak, angka ini meningkat 20 persen di 2023, diperkirakan,” kata dia dalam agenda Media Briefing Catatan Akhir Tahun 2023-Keberlanjutan dalam Menghapus Eksploitasi Seksual Anak, Jumat (29/12/2023).
Artinya diperkirakan ada lebih dari 306 ribu konten kekerasan dan pelecehan seksual anak yang dilaporkan.
Baca Juga: Skema Penanganan Kasus Kekerasan Seksual Korban Disabilitas
1. Konten berasal dari situs yang tampilkan anak korban kekerasan seksual
Ahmad Sofian mengungkapkan, konten yang dilaporkan tersebut berasal dari situs-situs yang menampilkan gambar dan video pelecehan seksual anak.
“Ada sejumlah anak-anak jadi korban kekerasan seksual lalu gambarnya di-upload dan didistribusikan dan tercatat di Internet World Foundation,” ujarnya.
Editor’s picks
Baca Juga: Guru Ngaji di Purwakarta Pelaku Kekerasan Seksual, Modus Minta Dipijat