TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

FSGI: Ada 10 Kasus Kekerasan Seksual Anak di Sekolah Sejak Awal 2023 

Banyak kasus yang diselesaikan lewat jalur hukum

Ilustrasi ancaman kekerasan seksual yang mengancam pada anak-anak di Indonesia (lustrasi/IDN Times)

Jakarta, IDN Times - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat sudah ada 10 kasus kekerasan seksual pada anak di satuan pendidikan selama 2023, baik dari satuan pendidikan, asrama maupun tidak.

Sembilan kasus tercatat sudah dilaporkan kepada pihak kepolisian dan semua dalam proses penanganan oleh kepolisian, sedangkan satu kasus di Gunung Kidul diselesaikan dengan memindahkan kelas mengajar dan pengurangan jam mengajar oknum guru pelaku.

“FSGI mengkritik hukuman semacam itu, karena tidak mempertimbangkan kondisi psikologis korban yang masih bersekolah disitu dan kemungkinan besar setiap hari bertemu oknum guru pelaku di lingkungan sekolah itu. Sementara guru pelaku tetap berpotensi melakukan hal yang sama tapi pada anak yang lain. Keputusan hukuman semacam itu tidak akan menimbulkan efek jera pada pelaku dan tidak berpresfektif melindungi anak di lingkungan sekolah”, ujar Ketua Dewan Pakar FSGI, Retno Listyarti dalam keterangannya, dilansir Senin (20/2/2023).

 

Baca Juga: Siswi SMK Jatuh dari Lantai 4, FSGI Curiga Ada Pelanggaran Sekolah

1. Hampir 50 persen kasus kekerasan seksual menimpa anak SD

Ilustrasi/Belajar bersama anak-anak (IDN Times/Besse Fadhilah)

FSGI menemukan 50 persen kasus kekerasan seksual terjadi dijenjang SD atau MI, 10 persen di jenjang SMP, dan 40 persen di Pondok Pesantren. Dari 10 kasus tersebut, 60 persen satuan pendidikan tersebut di bawah kewenangan Kementerian Agama dan 40 persen di bawah kewenangan KemendikbudRistek.

”Pelaku kekerasan seksual di lingkungan satuan pendidikan ada 10 orang, semuanya laki-laki. Adapun status pelaku, yaitu Pimpinan Ponpes dan Guru sebagai pelaku merupakan jumlah terbesar, yaitu masing-masing sebanyak 40 persen, Kepala Sekolah dan Penjaga sekolah masing-masing 10 persen Sedangkan korban total 86 anak, baik laki-laki maupun perempuan. Anak korban laki-laki sebanyak 37,20 persen dan korban anak perempuan mencapai 62,80 persen ” kata Retno.

2. Kekerasan seksual anak secara daring, anak diminta buka baju

Belajar bersama anak-anak (IDN Times/Besse Fadhilah)

Kekerasan seksual terhadap anak yang berbasis daring pada tahun 2023 juga ada, namun mayoritas dilakukan oleh pelaku secara langsung.

Kekerasan seksual berbasis daring terjadi di awal tahun 2023 ini, menyasar pada anak-anak usia SD dengan jumlah korbannya 36 anak, dan 22 anak dari 36 tersebut merupakan teman satu sekolah yang sama baik laki-laki maupun perempuan.

”Korban rata-rata berusia 12 tahun, dikenal pelaku melalui akun Facebook. Modus pelaku mengirimkan konten pornografi melalui grup WhatsApp anak-anak korban dan video call pribadi dengan meminta anak korban melepas pakaiannya," kata Sekertaris Jenderal FSGI, Heru Purnomo.

Baca Juga: KPAI: Banyak Anak Jadi PRT dan Alami Kasus Kekerasan dan Eksploitasi 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya