Gubernur Anies Klaim Reklamasi Ancol Tak Ganggu Nelayan, Benarkah?
Nelayan menilai reklamasi Ancol picu reklamasi 17 pulau
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan perluasan kawasan Ancol yang sedang dilakukan tidak akan mengganggu dan merugikan nelayan. Bagi Anies, pengerjaan proyek ini diklaimnya telah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.
"Proses pembangunannya pun tidak merugikan nelayan dan kawasan ini bentuk dari lumpur hasil pengerukan sungai untuk mencegah banjir, jadi semuanya mengikuti ketentuan hukum yang ada," ungkap Anies ketika memberikan keterangan pers di video yang diunggah ke channel YouTube Pemprov DKI Jakarta pada Sabtu (11/7/2020).
Apa dasar klaim Anies yang menyebut perluasan kawasan Ancol tidak akan mengganggu nelayan?
Baca Juga: Anies Klaim Reklamasi Kawasan Ancol Bisa Cegah Banjir di DKI Jakarta
1. Anies sebut reklamasi kawasan Ancol dan 17 pulau di Teluk Jakarta berbeda
Anies juga mengklaim perluasan kawasan Ancol tidak sama dengan reklamasi 17 pulau yang sebelumnya dilakukan di era Gubernur Ahok. Reklamasi 17 pulau disebutnya hanya memiliki kepentingan komersial, sedangkan perluasan kawasan Ancol dilakukan untuk kepentingan rakyat.
Ia juga mengklaim dengan melakukan reklamasi di kawasan Ancol maka bisa membantu mencegah potensi banjir yang selalu jadi bencana tahunan di ibukota. Caranya, tanah dan lumpur yang digunakan untuk membuat daratan baru diambil dari hasil pengerukan 30 waduk dan 13 sungai di ibukota. Apalagi area itu kini mengalami pendangkalan.
Usai dikeruk, tanahnya kemudian dibawa ke kawasan Ancol untuk dijadikan area daratan.
"Jakarta ini terancam banjir salah satu sebabnya karena ada waduk dan sungai yang mengalami pendangkalan atau sedimentasi. Ada 13 sungai kalau ditotal, panjangnya lebih 400 kilometer. Ada lebih dari 30 waduk dan secara alami mengalami sedimentasi," kata Anies.
Baca Juga: Di Atas Lahan Reklamasi, Ancol Bangun Disney Land Versi Indonesia