TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal 4 Geng di Tubuh Polri dan Kaitan dengan Bursa Calon Kapolri

Geng Solo tumbang dan Geng Makassar menguat

ANTARA FOTO/Reno Esnir

Jakara, IDN Times – Jenderal Idham Azis akan segera mengakhiri masa jabatannya sebagai Kapolri, tepatnya pada 30 Januari 2021. Bursa calon Kapolri juga sudah mulai digaung-gaungkan sejak saat ini.

Sejumlah isu pengantar mulai hangat dibahas menyongsong momen besar institusi tersebut. Salah satunya adalah pengaruh rotasi yang dilakukan Idham Azis serta keberadaan geng atau kubu di tubuh Polri.

Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, sejumlah rotasi itu berpengaruh pada perubahan peta bursa calon kapolri dan kekuatan masing-masing kubu.

"Ada figur yang tersingkir dan ada figur baru yang muncul dan berpeluang masuk ke dalam bursa calon kapolri pengganti Idham Azis," kata Neta kepada IDN Times, Selasa (24/11/2020).

Baca Juga: Profil Kapolda Metro Jaya Fadil Imran, Bekuk Hercules hingga Saracen

1. Ada tiga kelompok yang terkena rotasi Idham Azis

Kapolri Jenderal Pol Idham Azis di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa 3 Desember 2019 (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Setidaknya, menurut Neta, ada tiga kelompok yang terkena rotasi kali ini. Salah satunya adalah efek tindak tegas pelanggar protokol kesehatan di beberapa acara pentolan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, yakni Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi.

“Bagian kedua rotasi diakibatkan banyaknya perwira Polri yang pensiun, mulai dari pamen (perwira menengah) hingga pati (perwira tinggi), termasuk Komjen Antam yang menjabat Sekjen Kementerian Kelautan. Bagian ketiga mutasi akibat adanya puluhan pamen Polri yang mengikuti pendidikan Sespimti (Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi),” ujar dia.

2. Geng Solo tergeser akibat rotasi baru-baru ini

Sertijab Kapolri dari Tito Karnavian ke Idham Azis (Dok.Kemendagri)

Dengan adanya mutasi ini, ada sejumlah orang-orang dari kubu Idham Azis yang bergeser ke posisi strategis. “IPW menilai 'teriakan' presiden tentang kerumunan massa Rizieq dimanfaatkan Idham untuk melakukan rotasi dalam rangka menyongsong suksesi kapolri,” kata Neta.

IPW menilai dengan lengsernya Nana dan Rudi membuat geng Solo juga jatuh dari bursa calon kapolri. Geng ini adalah sebutan anggota Polri yang pernah bertugas di Solo saat Presiden Joko “Jokowi” Widodo masih menjabat sebagai wali kota.

“Dalam hal ini Idham bisa dinilai telah menggeser kekuatan geng Solo yang selama ini disebut-sebut sebagai calon kuat dalam bursa kapolri, namun penggeseran geng Solo itu atas restu Istana," ujar Neta.

3. Geng Makassar menguat dan beri peluang geng Pejaten

Sertijab Kapolri dari Tito Karnavian ke Idham Azis (Dok.Kemendagri)

Neta juga menjelaskan tergusurnya anggota geng Solo otomatis memperkuat geng Makassar, yakni orang-orang yang dipercayai Idham Azis serta memberi peluang bagi geng Pejaten. Namun dia tidak secara detail menjelaskan siapa geng Pejaten.

“Dengan demikian peristiwa kerumunan massa Rizieq telah dimanfaatkan untuk mengubah peta kekuatan di internal Polri, untuk menyongsong suksesi kapolri pada Januari 2021,” kata dia.

Neta berpendapat, meskipun penentuan calon kapolri adalah hak prerogatif Presiden Jokowi, tetapi tiap kekuatan di internal Polri berusaha mencari peluang dan bermanuver menyuguhkan calon terbaik dari kubunya.

Baca Juga: [BREAKING] Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jawa Barat Dicopot

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya