TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemuda Muhammadiyah: Politik Kita Kebanyakan Baper!

Ajak Indonesia merayakan keberagaman

IDN Times/Linda Juliawanti

Jakarta, IDN Times - Merayakan hari jadi yang ke-86 tahun, Organisasi Pemuda Muhammadiyah menggaet komunitas vespa atau skuter dengan melakukan dakwah keliling Indonesia, mengunjungi rumah-rumah ibadah, dan melakukan aksi bersih-bersih guna menyemarakkan keberagaman di tahun politik.

Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, ini diperlukan untuk kembali membangun rasa toleransi antarumat beragama di Indonesia.

Baca juga: Pemuda Muhammadiyah Minta Alumni 212 Stop Politisasi Umat

1. Ajak Indonesia merayakan keberagaman

IDN Times/Linda Juliawanti

Dia menilai Indonesia saat ini terlalu mempersoalkan perbedaan yang mestinya dirayakan. Untuk itu, dalam milad ke-86, Pemuda Muhammadiyah mengambil tema "Menggembirakan Keberagaman, Memajukan Indonesia".

"Pemuda Muhammadiyah karena lebih tua dengan republik ini kami ambil tema menggembirakan keberadaan Indonesia dianjurkan sebagai upaya simbolik dengan mendorong dan menginisiasi ekspedisi kebangsaan menggembirakan keberagaman," kata dia ketika memberi sambutan di kantor Pusat Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta, Sabtu (5/5). 

2. Ajak semua elemen merayakan milad Pemuda Muhammadiyah

IDN Times/Linda Juliawanti

Pada kesempatan itu, Danhil juga mengajak seluruh elemen tanpa pandang bulu untuk bersama-sama mengendarai vespa berkeliling Indonesia.

"Misalnya ada yang bertato, jarang emuda Muhammadiyah bertato, ada yang agamanya Kristen dan akan ikut ekspedisi. Ada katolik juga ikut juga agama lain. Tim ekspedisi merepresentasikan Indonesia. Jadi nanti tim ekspedisi jadi simbol keberagaman, campaign keberagaman supaya kita gembira dan memahami perbedaan," jelasnya.

3. Menurut Dahnil, politik Indonesia kebanyakan bawa perasaan

IDN Times/Linda Juliawanti

Di tahun politik ini, menurut dia, isu ini wajib untuk digalakkan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Terlebih, saat ini Indonesia sedang diluputi fenomena bawa perasaan alias baper. 

"Ini sekarang masyarakat kita, politik kita, baper sekali. Gak ada ruang untuk becanda, gak ruang untuk bergembira. Baper, salah candaan dilaporkan penghinaan. Padahal orang NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah ini semua suka becanda, orang Indonesia pada dasarnya suka becanda, dengan penuh makna," ujar Dahnil

Baca juga: Ancaman Intoleransi di Tengah Keberagaman: Ada Skenario Jangka Panjang?

 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya