Ini Filosofi Tengkuluk Jambi di Kepala Puan Maharani
Posisi juntaian memiliki makna berbeda, lho!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jambi, IDN Times - Pakaian adat yang dikenakan Ketua DPR RI, Puan Maharani, menjadi perhatian masyarakat Jambi. Puan mengenakan Tengkuluk, penutup kepala tradisional dari Jambi saat mengikuti upacara detik-detik proklamasi memperingati HUT ke-75 Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/8/2020).
Bagi perempuan Jambi, penutup kepala itu tak asing dikenakan saat acara adat maupun resmi. Umumnya, Tengkuluk menjadi perhiasan kepala perempuan di pelosok Jambi sejak dahulu.
Namun saat ini penutup kepala yang disebut Tengkuluk, Takuluk atau Kuluk ini, sering dilihat di berbagai acara resmi di Jambi. Ada makna dari Tengkuluk yang dikenakan Puan Maharani pada perayaan HUT ke-75 RI.
Baca Juga: Merah Menyala! Puan Maharani Tampil Anggun dengan Baju Adat Jambi
1. Tengkuluk sudah ada sejak abad ke-7
Nurlaini, penulis buku 'Penutup Kepala Warisan Budaya Jambi' menyampaikan, sejak dulu Tengkuluk digunakan perempuan Jambi sebagai penutup kepala saat ikut acara adat. Namun tidak jarang juga digunakan sebagai penutup kepala ketika ke sawah.
"Tengkuluk diketahui sudah ada sejak abad ke-7," katanya kepada IDN Times, Senin (17/8/2020).
Penutup kepala perempuan ini katanya berkembang pada suku Melayu Tua, seperti suku Bathin dan Suku Kerinci. Seiring waktu, juga berkembang pada suku Melayu Muda di Kota Jambi dan Pantai Timur Sumatra Jambi.
"Kalau untuk di Jambi jumlahnya ada 98 jenis Tengkuluk yang tersebar di wilayah Provinsi Jambi," tambahnya.
Nurlaini mengatakan, masing-masing daerah di Jambi mempunyai jenis Tengkuluk yang khas. Seperti di Kabupaten Merangin yang memliki tengkuluk disebut dengan jenis Bay Bey.
"Kalau pemakaiannya ada tiga jenis, misalnya Tengkuluk yang dipakai untuk keseharian seperti pergi ke sawah atau ladang, biasanya menggunakan kain sarung," kata perempuan yang juga menjabat sebagai Kepala Museum Siginjai Jambi ini.
Baca Juga: Puan Maharani: Sudah Saatnya Produk Hukum Warisan Kolonial Digantikan