Dipaksa Kosongkan Rumah Dinas, Warga : Kami Ini Keluarga Besar TNI
Kisah beberapa warga yang pasrah tak sanggup melawan tentara
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Taty Tjep Endang duduk pasrah di tenda pos yang didirikan Warga RW 008. Ketua RW 008 yang berusia 71 tahun ini tak lelah menanggapi pertanyaan wartawan seputar peristiwa yang menimpa warga kompleks Kodim, Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Sejak pukul 05.00 WIB, warga telah bersiap untuk menghalangi prajurit TNI Angkatan Darat yang akan bergerak mengosongkan rumah warga. Ada 10 rumah yang dikosongkan sepanjang Selasa (9/5). Warga melakukan perlawanan semampunya.
Tangan Taty menggenggam erat sebuah surat dan sebuah buku dengan sampul berwarna oranye yang dijilid spiral plastik hitam dengan rapi. “Surat Keputusan Idzin Penempatan” begitu tulisan yang menjadi kop surat yang digenggam Taty. Sedang buku jilid berwarna oranye bertuliskan “Pengadilan Negeri Jakarta Timur."
Taty terlihat tegar, terlihat tenang, bersikap lembut menjawab pertanyaan wartawan. Meski beberapa kali konsentrasinya harus terpecah menanggapi, menegur, dan memberi saran kepada warga yang hilir mudik membantu warga lain yang terpaksa dikosongkan rumahnya.
Baca juga: Kericuhan di Kompleks TNI Tanah Kusir, Begini Kronologisnya
ED mengaku, sejak orang tuanya tinggal di daerah ini pada tahun 1963, ini menjadi kali pertama tindakan pengosongan dilakukan. Ia juga menilai prajurit yang turun tidak ada usaha untuk bernegosiasi dulu dengan warga. “Langsung angkut, buang, kalau ngelawan dipukul,” tutur ED.
Wajah ED murung. Matanya sedikit merah memandangi pasrah prajurit TNI AD mengangkut barang-barangnya keluar dari rumah. Barang-barang ED diangkut ke atas sebuah truk tentara. Tangis istri ED pecah. ED tampak pasrah dan tak melawan sama sekali. Ia hanya berusaha menenangkan sang istri.
“Kita tuh dari dulu rukun-rukun aja di sini,” tutur Taty. Ia menjelaskan hubungan antar warga di Komplek Kodam ini terjalin baik dan hangat. Ada rasa kekeluargaan antara satu dan lainnya. “Kalau pemilu, semua kumpul, kayak reuni,” kenang Taty.
1. Sudah tinggal di sana sejak 1963
“Kami ini kan anggota keluarga besar ABRI,” tutur Taty dengan nada lirih. Ia tak habis pikir justru ABRI atau yang kini disebut TNI-lah yang menjadi pihak yang tega meminta mereka mengosongkan rumah mereka sendiri.
Prajurit TNI hari ini (9/5) turun ke rumah warga dan meminta agar rumah dikosongkan. “Tidak ada pemberitahuan sebelumnya,” ujar seorang warga berinisial ED yang rumahnya menjadi satu dari 10 rumah yang dipaksa dikosongkan.
Baca juga: Pengosongan Rumah Dinas TNI di Tanah Kusir Berakhir Ricuh