TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenang Cerita Sutopo Saat Umumkan Vonis Kanker Paru Stadium 4

Innalillahi Wa Inna Illaihi Rojiun...

IDN Times/Margith Juita Damanik

Jakarta, IDN Times – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengembuskan napas terakhir pada Minggu (7/7) sekitar pukul 02.00 waktu Guangzhou atau pukul 01.00 WIB. Setelah berjuang melawan kanker paru stadium 4, Sutopo akhirnya kembali kepada ilahi.

Sutopo mengumumkan kondisi kesehatannya sejak Februari 2018. Kala itu setelah cuitannya di Twitter saat memberikan update terbaru seputar bencana longsor yang terjadi di Brebes, kondisi kesehatannya menjadi sorotan.

Sutopo divonis menderita kanker paru stadium 4. Informasi ini sontak membuat kaget, tidak hanya Sutopo dan keluarga, namun juga awak media yang selama ini dekat dengannya. “Sakit, sehat, hidup, mati, itu udah bagian dari hidup, udah ada yang atur, saya nikmatin saja. Yang penting saya ikhtiar,” kata Sutopo kala itu.

Selama menderita kanker, Sutopo tetap menjalani aktivitasnya sebagai Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dengan normal. Ia memilih untuk tetap bekerja dibanding beristirahat di rumah dan fokus pada proses penyembuhannya.

Di balik sosok tegarnya, ada sosok-sosok yang selalu mendukung dan dijadikan penguat oleh bapak dua anak ini. Ada pula niat baik yang ingin dilakukannya sampai akhir masa hidupnya. Tak lupa, ada pula cerita di balik penyakit yang dihadapinya.

1. Sutopo memilih tetap kuat demi istri, anak, dan rekan media

dok. IDN Times/Istimewa

Setelah Sutopo divonis kanker stadium 4, keluarga tidak lantas meminta Sutopo berhenti dari pekerjaannya dan beristirahat di rumah. Pihak keluarga justru menjadi sosok yang memberi semangat untuk terus bekerja dan menjadi alasan di balik sisi kuatnya seorang Sutopo.

“Yang membuat saya tetap kuat karena ingat anak istri,” kata Sutopo kepada awak media.

Sutopo memiliki dua buah hati dari pernikahannya. Anak pertamanya kini menempuh pendidikan di Universitas Diponegoro, Semarang dan memasuki semester ke-duanya, sedangkan anak ke dua Sutopo masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 6.

Selain keluarga, rekan-rekan media nyatanya menjadi hal yang membuat Sutopo memilih untuk tetap kuat. Alih-alih menyerah dengan penyakit yang kini di deritanya, Sutopo semakin kuat setelah banyak doa wartawan menyertainya dan ditujukan untuk kesembuhannya.

“Apalagi teman-teman media kan sangat tergantung dengan saya,” kata Sutopo.

Menyadari dirinya masih diperlukan dan memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan informasi seputar bencana yang terjadi di Indonesia kepada awak media yang nantinya akan disebarkan kepada seluruh masyarakat secara umum. Sutopo memutuskan untuk terus melanjutkan pekerjaannya tanpa mengabaikan kondisi kesehatan dan proses peyembuhan yang harus diikutinya.

2. Hal yang berubah setelah Sutopo menerima vonis dokter

instagram.com/sutopopurwo

Sutopo terus semangat menjalani hari-harinya. Segala aktivitas dan pekerjaaannya dilakukan seperti biasa. Dari segi pekerjaan, tidak ada perubahan berarti yang dilakukannya. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menjabat kala itu, Willem Rampangilei, sudah memberikan pesan kepada Sutopo untuk tidak memaksakan diri dalam bekerja.

'“Pesan beliau, gak usah capek, gak usah stres. Kamu kerja semampunya,” kata Sutopo mengulangi kalimat yang diucapkan Willem.

Sutopo sendiri menganggap penyakit yang kini dideritanya sebagai teguran dari Tuhan. “Agar saya lebih banyak mendekat ke Tuhan. Lebih rajin sembahyang, lebih banyak berdoa, lebih banyak sedekah. Agar lebih bermanfaat,” kata Sutopo.

Ia tak ingin terlalu larut dalam kesedihan, justru lebih semangat lagi dalam bekerja agar dapat memberikan yang terbaik bagi sekitarnya.

Sedikit hal yang berubah dari Sutopo adalah makanan yang dikonsumsinya. Sutopo mengaku kini harus mengonsumsi makanan sehat dan memiliki pantangan terhadap beberapa makanan. Beberapa makanan tersebut antara lain, daging merah, makanan dengan bahan pengawet, dan makanan yang diolah dengan minyak, terlebih dengan minyak yang dipakai berulang kali hingga menghitam. “Hitam itu karbon yang menyebabkan karsinogenik yang menjadi kaker,” kata Sutopo.

Baca Juga: [BREAKING] Humas BNPB Meninggal, Twitter Dibanjiri Hastag Pak Sutopo

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya