TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Indonesia Turut Gandeng Tiongkok untuk Temukan Vaksin COVID-19

RI tak mau bergantung pada vaksin dari negara lain

Menristek dan Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro saat diwawancara media di Unair, Senin (11/11). IDN Times/Dok. Istimewa

Jakarta, IDN Times – Kementerian Riset dan Teknologi menyampaikan ada tiga pendekatan yang dilakukan oleh tim pengembangan vaksin COVID-19 dalam menemukan vaksin. Pengembangan bisa dilakukan dengan pendekatan mematikan atau melemahkan virus, vaksin protein rekombinan, dan vaksin DNA atau mRNA.

Tim itu resmi dibentuk pada (5/6) lalu dan disampaikan oleh Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro melalui pemberian keterangan pers daring. Tim itu terdiri dari institusi penelitian, kementerian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan beberapa pihak dari luar negeri. Agar resmi, tim tersebut, kata Bambang akan ditetapkan dengan Keppres. 

Bambang berharap melalui tim ini, Indonesia tidak perlu bergantung kepada vaksin yang dihasilkan negara lain. 

"Tentunya vaksin (yang ditemukan) yang sesuai dengan virus yang menyebar di Indonesia dan efektif untuk masyarakat Indonesia," kata dia. 

Kapan tim itu mulai bekerja?

Baca Juga: Jokowi Pamer RI Bisa Produksi Sendiri 55 Jenis Alkes Lawan COVID-19

1. Indonesia turut bekerja sama dengan Tiongkok dan Korea Selatan dalam penemuan vaksin

IDN Times/Uni Lubis

Menristek Bambang mengatakan dalam proses menemukan vaksin, pihaknya tak mau bergantung pada satu cara pendekatan. Tim tersebut akan secara paralel menjalin kerja sama dengan beberapa pihak, termasuk dengan Lembaga Eijkman. 

“Ada yang memang dikerjakan penuh oleh peneliti Indonesia, ada yang dikerjakan dengan bentuk kerjasama dengan pengembangan vaksin di luar,” kata Bambang ketika memberikan keterangan pers secara daring pada (5/6) lalu.

Dari BUMN, PT Bio Farma, kata dia, sudah menjalin kerjasama dengan Tiongkok. Sedangkan, dari swasta PT Kalbe Farma menggandeng Korea Selatan.

2. Menristek berharap vaksin yang ditemukan murni buatan Indonesia sehingga tidak perlu impor

IDN Times/Mela Hapsari

Bambang berharap vaksin yang akan dikembangkan, memang betul asli Indonesia. Artinya, vaksin itu bukan hanya dikembangkan oleh peneliti Indonesia, namun juga cocok dengan jenis virus yang berkembang secara lokal di Indonesia.

“Kemudian produksinya kalau bisa juga dalam kendali kita, sehingga Indonesia tidak tergantung kepada impor vaksin.” tutur dia.

"Karena menurut saya untuk negara sebesar Indonesia sangat riskan kalau kita bergantung sepenuhnya kepada impor vaksin,” ujarnya lagi. 

Baca Juga: Terima Mandat Jokowi, Unair Ingin Ciptakan Vaksin Lokal COVID-19

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya