TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perempuan-Perempuan Tangguh di Balik Sumpah Pemuda, Ada yang Remaja

#AkuPerempuan Salut untuk perempuan-perempuan tangguh ini!

(kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Jakarta, IDN Times - Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober, terkadang lewat begitu saja, sekadar seremonial. Sudah seharusnya kita sebagai generasi penerus bangsa melek sejarah. Paling tidak mengetahui siapa tokoh-tokoh di balik peristiwa itu, agar tahu makna di balik perjuangan mereka.

Lantas, siapa saja orang-orang yang punya andil dalam Sumpah Pemuda dan menjadi bagian dari Kongres Pemuda II saat itu?

Mungkin tak banyak yang tahu, di antara sejumlah tokoh, ternyata ada sosok-sosok perempuan hebat yang turut andil. Siapa saja dan apa peran mereka?

Baca Juga: Jarang Diketahui, Ini Fakta-fakta Tentang Sejarah Sumpah Pemuda 

1. Nona Purnomowulan menjadi pembicara pertama

Museum Sumpah Pemuda (ANTARA FOTO/Ganang Aditama)

Dilansir Historia.id, nama Nona Poernowulan kala Kongres Pemuda II naik ke atas mimbar sebagai pembicara pertama. Kala itu, yang menjadi fokus pidatonya terkait usaha mencerdaskan bangsa. 

Poernowulan merupakan seorang guru yang aktif dalam bidang pendidikan dan pembinaan pemuda. Ia juga aktif dalam Jong Java. Poernowulan berpendapat, usaha untuk mencerdaskan bangsa harus disertai dengan usaha menciptakan suasana tertib dan disiplin dalam pendidikan.

2. Siti Soendari berpidato dalam Bahasa Belanda

Twitter/@screw_rhif/Repro

Sejarawan JJ Rizal menyebutkan salah satu sosok perempuan tangguh lainnya yang juga hadir dalam Kongres Pemuda II kala itu adalah Siti Soendari. Dia kala itu juga berkesempatan menyampaikan pidato gagasannya. 

“Ia berpidato dalam bahasa Belanda saat acara. Sebab tidak mengerti bahasa Melayu,” ujar Rizal kepada IDN Times, Kamis, 25 Oktober 2018.

Namun, menurut Rizal, dua bulan setelahnya ketika Kongres Perempuan Nasional diadakan, Siti Soendari memilih bicara dalam Bahasa Indonesia yang telah disepakati menjadi bahasa persatuan.

3. Johanna Masdani Tumbuan yang masih belia

(Museum Sumpah Pemuda (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Ketika Kongres Pemuda dilaksanakan, Johanna Masdani Tumbuan masih berusia belia. Kala itu ia baru berusia 18 tahun. Namun sosok perempuan tangguh ini sudah aktif dalam perjuangan kemerdekaan. 

Johana juga pernah menerima beberapa penghargaan pada era Presiden Soeharto hingga Presiden BJ Habibie. Sejumlah penghargaan yang pernah diraih antara lain, medali Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia (1953), Bintang Satya Gerilya (1958), Bintang Satya Lencana Penegak (1967), Bintang Mahaputera Utama (1998) dan penghargaan lainnya. 

Baca Juga: Jangan Ngaku Nasionalis Kalau Gak Bisa Menebak Tokoh Sumpah Pemuda Ini!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya