TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Wagub DKI: BOR RS untuk COVID-19 di Jakarta Tembus 60 Persen

Sebanyak 3.072 tempat tidur sudah terisi pasien COVID-19

Seorang tenaga kesehatan membuang baju hazmat usai bertugas merawat pasien di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa(15/6/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Jakarta, IDN Times - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengungkapkan angka keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) untuk pasien COVID-19 di 140 rumah sakit rujukan di Jakarta kini mencapai 60 persen. Kondisi ini merupakan imbas peningkatan kasus COVID-19 di Jakarta.

"Jadi 60 persen, kita pernah maksimal terisi sampai 11.500 tahun 2021. Ini (tempat tidur) akan kita maksimalkan (tingkatkan) ke depan," kata Riza mengutip ANTARA, Rabu (2/2/2022).

Baca Juga: Satgas: BOR Nasional Mencapai 13,89 Persen, DKI Jakarta Tertinggi

1. Sebanyak 28 persen tempat tidur di ruang ICU sudah terisi

Sejumlah tenaga kesehatan merawat pasien positif COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC), Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Rabu (5/5/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat.

Riza menjelaskan saat ini tersedia 5.111 tempat tidur untuk perawatan pasien COVID-19 yang tersebar di 140 rumah sakit rujukan di wilayah DKI Jakarta. Dari total tersebut, 3.072 tempat tidur sudah terisi pasien COVID-19.

Selain itu, Riza melaporkan 28 persen tempat tidur di ruang Unit Perawatan Intensif (ICU) untuk COVID-19 sudah terisi. Dari 679 tempat yang tersedia, 187 sudah terisi.

Riza mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga akan melakukan peningkatan untuk tempat tidur di ruang ICU.

2. Ketersediaan tempat tidur ditambah pada Maret

Tenaga kesehatan merawat pasien positif COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC), Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Rabu (5/5/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat.

Pemprov DKI Jakarta disebut Riza sudah mempersiapkan penambahan tempat tidur isolasi dan ruang ICU pada Maret mendatang. Kesiapsiagaan berbagai fasilitas pendukung juga dilakukan, seperti rumah sakit, layanan kesehatan, Puskesmas, tenaga kesehatan, obat-obatan, oksigen, dan lainnya.

"Kesemuanya itu adalah demi mempersiapkan diri menghadapi peningkatan COVID-19 termasuk varian Omicron yang diperkirakan meningkat di pertengahan Februari sampai Maret 2022 seperti yang pernah dikatakan Pak Jokowi, Pak Luhut, dan para menteri dan gubernur," kata Riza.

Baca Juga: Kabar Baik dari Menkes di Tengah Gelombang COVID-19 Omicron

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya