TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Terkenal Mistis, Ini Fakta Unik Istana Kepresidenan di Yogyakarta

Pernah ada  yang dengar suara-suara seperti tentara berbaris

Istana Kepresidenan Yogyakarta. IDN Times/Tunggul Damarjati

Jakarta, IDN Times - Suasana kolonial sangat kental terasa ketika memasuki Istana Kepresidenan Yogyakarta. Terletak di ujung selatan Jalan Akhmad Yani (yang dahulu Jalan Malioboro), Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, kompleks istana dibangun di atas lahan seluas 43.585 m2.

Lokasinya berada di pusat keramaian ibu kota Daerah Istimewa Yogyakarta, menghadap ke arah Timur, berseberangan dengan Museum Benteng Vredeburg, bekas benteng Belanda.

Istana Kepresidenan Yogyakarta yang dikenal dengan nama Gedung Agung ini memiliki sejarah dan fakta menarik yang hanya diketahui sebagian orang. Berikut IDN Times merangkumkan beberapa fakta unik mengenai bangunan peninggalan kolonial ini.

1. Dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda

Instagram.com/@istanakepresidenanyogyakarta

Dikutip dari setneg.go.id, Gedung Agung yang pada zaman dahulu, digunakan untuk menerima tamu-tamu kehormatan (tamu agung) dan dibangun pada Mei 1824 yang ditujukan bagi residen-residen Belanda. Jenderal Hindia Belanda di Batavia menunjuk A.A.J. Payen, guru seni lukis Raden Saleh, sebagai arsitek bangunan ini.

Gedung ini berseberangan dengan Benteng Rustenburg yang sudah ada sejak 1767 walau pun sempat hancur akibat gempa dan dibangun kembali pada 1867. Benteng ini sempat hancur karena gempa bumi lalu dibangun kembali pada 1867 dan diberi nama baru menjadi Benteng Vredenburg.

Benteng itu dibangun dalam jarak tembak meriam ke arah Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat untuk mencegah kemungkinan pembangkangan di lingkungan Kraton Yogyakarta kala itu.

2. Diresmikan sebagai Istana Kepresidenan pada tahun 1972

Instagram/@tinoindra

Ketika Belanda melakukan agresi militer pada Januari 1946 untuk menduduki kembali Indonesia, pemerintahan Republik Indonesia mengungsi ke Yogyakarta. Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta lalu memimpin pemerintahan dari Yogyakarta.

Selain itu, banyak peristiwa bersejarah yang terjadi di Gedung Agung ini. Pada masa pemerintahan Orde Baru, Presiden Soeharto secara resmi menjadikan Gedung Agung sebagai Istana Presiden Republik Indonesia salah satunya karena memiliki sejarah historis kemerdekaan Indonesia. Istana ini dipergunakan sebagai tempat penginapan Presiden dan para tamu negara di Yogyakarta.

Sejak diresmikan, Gedung Agung mengalami pemugaran agar layak bagi kepala negara dan kepala pemerintahan. Sebelumnya, perawatan gedung ini ditangani oleh Kepatihan Danurejan sejak 1954.

3. Tempat lahir Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Ketika agresi Belanda atas Indonesia dilakukan pada Januari 1946, Presiden Soekarno yang pada saat itu menjabat, beserta keluarganya, mengungsi ke Yogyakarta dan menempati sebuah rumah yang pernah menjadi kediaman resmi residen Belanda ini. Pada saat itu, Yogyakarta menjadi ibu kota RI di masa revolusi.

Pada masa itu, istri Presiden Soekarno, Ibu Fatmawati, dalam kondisi hamil besar. Di dalam Gedung Agung ini Ibu Fatmawati melahirkan Megawati Soekarnoputri pada 23 Januari 1947, yang kemudian menjadi Presiden RI ke-5.

Baca Juga: Kisah Mistis di Balik Bangunan Tak Berpenghuni di Bukit Jimbaran Bali

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya