TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kementan Gelar Bunex 2023, Kulik Tuntas Seputar Kelapa Sawit

Diisi dengan kegiatan seperti FGD dan talkshow

Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan menggelar kegiatan Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) 2023 yang didalamnya diisi ragam kegiatan menarik seperti FGD dan talkshow. (Dok. Kementan)

Jakarta, IDN Times – Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas, nilai tambah, dan mutu hasil perkebunan kelapa sawit. Salah satu upaya Ditjen Perkebunan memperkuat kelapa sawit Indonesia, dengan menggelar kegiatan Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) 2023 yang didalamnya diisi ragam kegiatan menarik seperti FGD dan talkshow.

Di hari pertama Bunex 2023, dimeriahkan FGD Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) 2023. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan, Prayudi Syamsuri, mengungkapkan bahwa berdasarkan Permentan No 3 Tahun 2022 dan Keputusan Dirjen Perkebunan No 62/2023, ada 9 jenis bantuan sarana dan prasarana yang dapat diakses pekebun sawit meliputi benih, pupuk, pestisida, alat pascapanen dan unit pengolahan hasil, jalan kebun dan jalan akses ke jalan umum dan/atau ke pelabuhan, alat transportasi, mesin pertanian, pembentukan infrastruktur pasar, dan verifikasi teknis (ISPO).

"Target penyediaan Sarpras tahun 2023 untuk Ekstensifikasi seluas 2.000 ha, intensifikasi 10.000 ha, pembuatan/peningkatan jalan kebun dan tata kelola air 8.000 ha. Mesin pertanian 20 unit, sertifikasi ISPO 140 paket, alat pascapanen 40 paket, infrastuktur pasar 5 paket, unit pengolahan hasil 7 unit, dan alat transportasi 25 unit. Oleh karena itu, perlu dilakukan akselerasi salah satunya melalui sistem pengusulan yang dilakukan secara online sampai dengan proses verifikasi hingga terbitnya rekomendasi teknis," ujar Prayudi pada kegiatan FGD Bunex 2023, Kamis (7/9).

Baca Juga: Gelar BUNEX 2023, Kementan Fokus Perkuat Hilirisasi Perkebunan

1. Berbagai program yang difasilitasi melalui pendanaan BPDPKS

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan, Prayudi Syamsuri, saat menjadi keynote speaker pada kegiatan Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) 2023. (Dok. Kementan)

Prayudi menambahkan, peningkatan produksi dan produktivitas kelapa sawit terus dilakukan dengan pemanfaatan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) melalui kegiatan peremajaan sawit rakyat sejak tahun 2017.

Sasaran program PSR menyasar kebun-kebun sawit rakyat dengan tanaman tua (lebih dari 25 tahun), produktivitas rendah, dan sudah waktunya diremajakan. Setiap tahun program PSR ditargetkan seluas 180 ribu hektare yang tersebar di 21 provinsi sentra perkebunan kelapa sawit.

"Selain program PSR, pemerintah melalui pendanaan BPDPKS juga memfasilitasi program pengembangan sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana (sarpras), penelitian dan pengembangan (litbang) perkebunan kelapa sawit dalam rangka mendukung peningkatan produksi dan produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat," kata Prayudi.

2. Hilirisasi jadi pembangunan jangka panjang industri minyak sawit Indonesia

Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan menggelar kegiatan Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) 2023 yang didalamnya diisi ragam kegiatan menarik seperti FGD dan talkshow. (Dok. Kementan)

Pada kegiatan tersebut, diketahui bahwa saat ini sudah terbit 863 sertifikat ISPO dengan implementasi 24,9 persen.

Pada kesempatan yang sama, Bunex 2023 juga menyelenggarakan talkshow dengan tema Peningkatan Hilirisasi Produk Kelapa Sawit. Seperti diketahui, hilirisasi industri minyak sawit nasional merupakan salah satu bagian penting dalam pembangunan jangka panjang industri minyak sawit Indonesia. 

Baca Juga: Pengairan Saat El Nino Sulit, Kementan Ajak Petani Maksimalkan Embung

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya