Cerita Jokowi Tengok Tabungan Rakyat Saat Pertimbangkan Lockdown
Jokowi sebut pilihannya tak lockdown sudah tepat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko “Jokowi” Widodo meresmikan perayaan Imlek 2023 di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (29/1/2023). Dalam pidatonya, ia mengenang awal-awal pandemik COVID-19 pada 2020 dan 2021.
Saat itu, menurut Jokowi, pemerintah dihadapkan pada pilihan untuk lockdown total pintu masuk Indonesia karena penyebaran COVID-19 yang masif.
Jokowi menyebut dalam rapat kabinet, sebanyak 80 persen menteri meminta lockdown. Desakan dari masyarakat juga meminta Jokowi untuk melakukan lockdown tapi akhirnya pemerintah tidak memutuskan lockdown.
“Saya ingat saat itu waktu awal kita menentukan lockdown atau tidak. Semua negara lockdown. Pada saat rapat kabinet hampir 80 persen menteri (minta) lockdown. Cek ke masyarakat juga minta sama,” kata Jokowi.
Baca Juga: Peringati Imlek, Jokowi Kenang Mal dan Warung Tutup saat COVID 2020
1. Jokowi sebut sudah kalkulasi ekonomi sebelum pilih tak lockdown
Jokowi mengatakan sebelum memilih untuk tidak melakukan lockdown total melainkan PPKM Darurat, pihaknya sudah melakukan kalkulasi berapa kekuatan ekonomi di masyarakat.
“Saat itu kita juga masih jernih dan tenang, menghitung kekuatan rakyat di bawah seperti apa. Dikalkulasi sampai berapa hari, berapa minggu (bisa bertahan),” kata Jokowi.
Jokowi menyebut jika saat itu Indonesia memutuskan untuk lockdown, bisa memunculkan kerusuhan karena masalah ekonomi.
Editor’s picks
“Kalau salah memutuskan mungkin gak sampai dua minggu bisa rusuh kita. Karena tabungan, kita kan bisa nengok tabungan rakyat berapa. Yang gede berapa, yang kecil berapa, semua keliatan,” ujarnya.
Baca Juga: Cerita Jokowi Tangani COVID-19: TNI hingga RT Total Football