TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kemenkes Pesan 200 Obat Gagal Ginjal Akut dari AS dan Jepang 

Obat gagal ginjal akut anak diberikan gratis

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times — Juru Bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril mengungkapkan, Kemenkes sudah memesan ratusan oba untuk menyembuhkan atau antidote penyakit gagal ginjal akut pada anak di Indonesia.

Syahril mengatakan, obat tersebut didatangkan dari Amerika Serikat dan Jepang sejumlah 200 vial.

“Kemenkes akan mendatangkan ratusan vial lagi dari Jepang dan AS total 200 vial,” kata Syahril dalam konferensi pers, Selasa (25/10/2022).

Baca Juga: Bertambah! Kasus Gagal Ginjal Misterius Jadi 255, Meninggal 143 Anak

1. Obat gagal ginjal akut gratis, biaya pasien ditanggung pemerintah

ilustrasi ginjal (IDN Times/Aditya Pratama)

Syahril menegaskan, seluruh pengobatan pasien gagal ginjal akut misterius ditanggung oleh pemerintah. Pasien juga tak dibebankan biaya pembelian obat gagal ginjal akut yang sebelumnya telah didatangkan dari Singapura yakni Fomepizole.

“Obat ini gratis dan tidak berbayar bagi pasien,” ucap Syahril.

Dia menjelaskan, penanganan kasus gagal ginjal akut misterius pada anak menjadi tanggungan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) BPJS Kesehatan.

Bagi anggota BPJS Kesehatan, layanan kesehatan penyakit gagal ginjal akut misterius sepenuhnya ditanggung. Sementara bagi warga yang bukan peserta BPJS Kesehatan, pembiayaan tersebut akan ditanggung oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah.

“Sementara bagi yang bukan anggota BPJS Kesehatan, biaya akan ditanggung oleh pemerintah pusat atau pemda,” kata Syahril.

Baca Juga: Jokowi: Jangan Anggap Kecil Kasus Gagal Ginjal Akut, Ini Masalah Besar

2. Pasien disebut membaik setelah diberi obat Fomepizole

Ilustrasi penyakit gagal ginjal akut misterius. IDN Times/ istimewa

Syahril menyebut, 10 dari 11 pasien gagal ginjal akut anak di RSCM yang mendapat Fomepizole, mengalami perbaikan secara klinis.

Dia mengaku, 10 anak tersebut sudah bisa mengeluarkan air seni dan terus mengalami perbaikan klinis.

“Tidak ada kematian dan perburukan lebih lanjut, anak dari kasus tersebut mereka bisa mengeluarkan air seni,” ujarnya.

Syahril juga menyebut, tak ditemukan kandungan berbahaya etilen glikol (EG) dan dietilina glikol (DEG) setelah pemberian obat Fomepizole kepada pasien anak di RSCM.

“Dari hasil penelitian laboratorium kadar EG-DEG dari 10 anak tersebut tak terdeteksi,” tutur Syahril.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya