TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ngantor di Desa, Cara Bupati Ipuk Selesaikan Masalah Warga Banyuwangi 

Temukan anak putus sekolah dan infrastruktur rusak

Bupati Banyuwangi Ipuk Festiandani saat ngantor di desa. IDN Times/Istimewa

Sejak dilantik sebagai Bupati Banyuwangi pada 26 Februari 2021, Ipuk Festiandani berjanji bakal sering melakukan kunjungan ke kantor-kantor desa. Program kunjungan tersebut diberi nama Ngantor di Desa dengan harapan bisa langsung menggali persoalan sekaligus menuntaskan.

Hingga sekarang, Ipuk mengaku sudah 7 kali Ngantor di desa sejak dilantik sebagai Bupati. Datang pagi ke kantor desa dan pulang bila sudah sore hari, sesekali hingga magrib.

"Setiap pekan saya berkantor di desa. Sejauh ini sudah tujuh desa. Ini yang konsepnya berkantor seharian ya, dari pagi sampai magrib. Kalau yang datang ke desa di luar konsep berkantor di desa tentu sudah puluhan kali," ujar Bupati Ipuk, Minggu (18/5/2021).

Baca Juga: Harapan Besar Penyandang Disabilitas Banyuwangi untuk Bupati Ipuk

1. Administrasi kependudukan paling banyak dikeluhkan

Ilustrasi Bekerja (IDN Times/Sukma Shakti)

Ipuk menceritakan, selama kunjungan, ia berupaya membantu beragam persoalan mulai dari kesehatan, pendidikan, administrasi kependudukan, sertifikat rakyat, jaminan sosial, penguatan petani dan nelayan, UMKM, kepemudaan, rumah tinggal, dan sebagainya. 

Berdasarkan keterangan tertulis Humas Pemkab Banyuwangi, jumlah masalah yang mendapat solusi selama Ipuk berkantor di tujuh desa mencapai 9.720 masalah. Persoalan yang cukup banyak adalah soal administrasi kependudukan (Adminduk).

Hal tersebut dibenarkan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Banyuwangi, Juang Pribadi. Juang menjelaskan, memang cukup banyak warga yang selama ini menunda pengurusan dokumen.

"Mohon maaf, misalnya ada warga meninggal, dokumennya tidak segera diurus oleh keluarga, mungkin merasa belum diperlukan. Baru ketika butuh, misal ingin mengubah Kartu Keluarga, itu baru diurus. Jaraknya bisa bertahun-tahun baru diurus. Itu yang cukup banyak kita bantu tuntaskan selama Bupati berkantor di desa," ujar Juang.

2. Dua katagori persoalan

Ilustrasi infrastruktur (IDN Times/Arief Rahmat)

Dari pengalamannya ngantor di desa, Ipuk menilai ada dua kategori persoalan di desa yang berupaya dibantu. Pertama persoalan yang membutuhkan waktu penyelesaian jangka panjang dan dalam waktu singkat.

"Ada masalah yang solusinya jangka pendek, bisa cepat. Ada pula yang perlu waktu (panjang) seperti infrastruktur," ujar Ipuk.

Tujuh desa yang sudah dikunjungi Ipuk maupun Wakilnya, Sugirah yakni Desa Bayu, Desa Kalipait, Desa Sarongan, Desa Grajagan, Desa Margomulyo, Desa Kajarharjo, Desa Siliragung.

"Desa-desa tersebut mayoritas berada di daerah terdepan Banyuwangi yang membutuhkan waktu tempuh cukup lama dari pusat kota," terangnya.

Baca Juga: Dilantik, Bupati Banyuwangi Akan Ngantor di Desa Dua Kali Sepekan

Verified Writer

Mohamad Ulil Albab

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya