TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Polisi Periksa 13 Saksi Perusakan Ambulans di Jember Dipicu Hoaks 

Polisi masih mencari provokator penyebar hoaks

Tangkapan layar video pengrusakan ambulans di Jember. Dok. Istimewa.

Jember, IDN Times - Polres Jember telah memeriksa 13 saksi atas peristiwa perebutan jenazah dan perusakan ambulans di Desa Pace, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Kamis malam, (29/7/2021).

Peristiwa yang terjadi pada Jumat 23 Juli itu sempat terekam dalam video amatir warga selama 3 menit 53 detik. Amukan massa ternyata karena dipicu kabar hoaks tentang organ jenazah ada yang hilang. Massa lantas merusak kaca ambulans, mengambil jenazah dan menguburkan tanpa protokol COVID-19.

Baca Juga: Rebut Jenazah COVID-19, Warga Jember Juga Merusak Ambulans  

1. Saksi kemungkinan bertambah

Kasat Reskrim Polres Jember, AKP Komang Arya Wiguna. IDN Times/Istimewa

Kasat Reskrim Polres Jember, AKP Komang Arya Wiguna mengatakan, pihaknya memeriksa kasus tersebut dari berbagai sisi, mulai dari pelanggaran protokol kesehatan, perusakan ambulans hingga kabar hoaks yang menyebut organ jenazah COVID-19 ada yang hilang.

"Kami sudah memeriksa sejumlah saksi. Kami selidiki semua, mulai dari perusakan mobil ambulans, pelanggaran protokol dan mencari warga yang menyebarkan kabar bohong," ujar AKP Komang, Kamis (29/7/2021).

Polisi belum menetapkan tersangka pada kasus ini. Pihaknya masih terus melakukan pendalaman dan mencari barang bukti. Video amatir yang tersebar saat amukan massa juga menjadi petunjuk polisi untuk melakukan penyelidikan.

Dalam video tersebut, sejumlah massa memang tampak berteriak dan memicu amukan warga.

"Tidak menutup kemungkinan saksi yang diperiksa akan terus bertambah," ujarnya.

2. Beringas setelah termakan kabar hoaks

Tangkapan layar video pengrusakan ambulans di Jember. Dok. Istimewa.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah tokoh agama dan masyarakat telah memastikan bahwa organ tubuh jenazah utuh, tidak seperti yang dikabarkan. Namun massa sudah terlanjur merusak ambulans dan merebut jenazah.

Massa yang banyak, membuat petugas ambulans dan polisi yang mengantar tidak dapat membendung amukan warga, hingga jenazah dimakamkan tanpa protokol.

Kepala Desa Pace, Muhammad Farohan mengatakan, amukan warga dipicu informasi hoaks saat ada yang menyebut bagian organ mata jenazah hilang. Kondisi tersebut memicu amukan massa.

"Nah situasi inilah entah ada provokator, entah ada orang yang seneng berfitnah, dengan lantang mengatakan jenazah matanya tidak ada. Maka yang di luar kaget, karena terprovokasi, dan emosi tanpa klarifikasi terlebih dahulu, hingga kaca mobil jenazah dipecah kacanya," ujarnya.

Farohan mengatakan, setelah diperiksa bersama, kondisi jenazah utuh tidak seperti yang dinarasikan memicu kemarahan warga.

"Tapi pada kenyataannya, perlu kami klarifikasi. Jenazah almarhum utuh. Dua bola mata utuh, tubuh utuh tidak ada bekas sayatan. Seperti itu fakta yang sebenarnya," paparnya.

Baca Juga: Ramai Perebutan Jenazah, Pakar Unair: Warga Masih Takut Di-COVID-kan

Verified Writer

Mohamad Ulil Albab

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya