TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Demo Depan Kemenag, Massa Tuntut Menag Yaqut Mundur!

Demo itu buntut dari pernyataan Menag bandingkan suara azan

Demo di depan Kemenag tuntut Jokowi Pecat Menag Yaqut Cholil Qoumas (dok. IDN Times/Istimewa)

Jakarta, IDN Times - Sejumlah massa siang tadi melakukan unjuk rasa di depan Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta Pusat. Dalam unjuk rasa itu, para demonstran turut membawa poster, bendera, dan spanduk.

Unjuk rasa itu dilakukan buntut dari pernyataan Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, yang dianggap membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing. Massa meminta Yaqut untuk mengundurkan diri sebagai Menteri Agama.

"Saya rasa bapak menteri saat ini, abang kita ya, Bang Yaqut ya harus berbesar hati dengan segala kerendahan hati, beliau harus gentleman mengundurkan diri secara terhormat, daripada khusus di satu kursi nanti beliau nanti jadi tambah menderita," ujar perwakilan massa, David Darmawan, Jumat (28/2/2022).

Baca Juga: PBNU Bela Menag Bandingkan Suara Azan dengan Gonggongan Anjing

Baca Juga: Menag Bandingkan Bising Toa Masjid seperti Gonggongan Anjing

1. Perwakilan massa sempat diterima Kemenag

Dalam unjuk rasa ini, perwakilan massa juga sempat ditemui oleh pejabat Kemenag. Dalam pertemuan itu, David yang juga ikut dalam perwakilan mengaku menyampaikan aspirasi dalam unjuk rasa tersebut.

"Tadi (bertemu) dengan Bapak Hasan Basri dan juga beliau adalah salah satu pejabat harian di Kementerian Agama dan juga dari bagian humas, Pak Toyib," ucapnya.

Dalam pertemuan itu, David menyampaikan kalau Yaqut tidak pantas menjabat sebagai Menteri Agama.

"Sempat tadi agak panas juga," katanya.

2. Pernyataan Menag Yaqut memalukan untuk kabinet Jokowi

Lebih lanjut, David mengatakan, pernyataan Menag Yaqut dianggap memalukan bagi Kabinet Indonesia Maju Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Seharusnya, kata dia, pejabat setingkat menteri memiliki cara berkomunikasi yang baik.

"Saya rasa Bang Yaqut, beliau sangat mahir dengan berpolitik, bersilahturahmi, saya juga siap jadi anak buah beliau. Tapi, saya rasa yang namanya satu kementerian itu mempunyai program kerja, kerangka implementasi struktural yang membutuhkan kapasitas mental, yang bukan hanya cuman berdiskusi selayang pandang dan hanya bersilahturahmi dengan kata-kata, yang ujungnya kata-kata dan kalimat tersebut sangat menyakitkan buat kita semua," katanya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya