TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Isi Kuliah Umum di AS, Jokowi Sebut RI Bersatu karena Pancasila

RI terus kerja sama dengan semua negara demi perdamaian

Presiden Jokowi mengisi kuliah umum di Georgetown University, Washington DC, Amerika Serikat, pada Senin (11/8/2023) (dok. Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengisi kuliah umum di Georgetown University, Washington DC, Amerika Serikat, Senin (11/8/2023). Dalam pidatonya, ia menyebut Indonesia bisa bersatu dalam keberagaman karena memiliki ideologi Pancasila.

“Dalam mengelola keberagamannya Indonesia memiliki panduan, memiliki ideologi yaitu Pancasila, unity in diversity yang menginspirasi di setiap sendi-sendi kehidupan, termasuk kehidupan bernegara,” ujar Jokowi dalam keterangannya.

Baca Juga: Jokowi Bertemu Chairman Freeport McMoran di AS, Bahas Saham

Baca Juga: Jokowi Temui Biden, Minta Genjatan Senjata dan Stop Kekejaman di Gaza

1. Penting mengelola konflik perbedaan

Presiden Jokowi mengisi kuliah umum di Georgetown University, Washington DC, Amerika Serikat, pada Senin (11/8/2023) (dok. Sekretariat Presiden)

Jokowi mengatakan, sangat penting bagi suatu negara mengelola konflik perbedaan di wilayahnya. Bila hal itu tidak bisa dikontrol, akan berbahaya bagi stabilitas negara.

“Yang namanya communication, room for dialogue, collaboration, cooperation, itu menjadi kunci untuk mencapai stabilitas dan perdamaian baik di kawasan maupun di dunia,” ucap dia.

2. Indonesia terus jalin kerja sama dengan semua negara untuk perdamaian

Presiden Jokowi mengisi kuliah umum di Georgetown University, Washington DC, Amerika Serikat, pada Senin (11/8/2023) (dok. Sekretariat Presiden)

Mantan Gubenur DKI Jakarta terus menjalin kerja sama dengan semua negara untuk menyuarakan perdamaian. Jokowi menegaskan, Indonesia juga senantiasa netral terhadap kekutan politik dunia.

“Itulah prinsip yang kami bawa di keketuaan Indonesia di G20 dan ASEAN yang dijalankan dalam situasi dunia yang terbelah dengan rivalitas yang sangat tajam dan geopolitik yang memanas,” kata dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya