TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kemenag Jelaskan Perbedaan Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi

Waktu Indonesia dan Arab Saudi terdapat perbedaan 4 jam

Umat muslim melaksanakan shalat Idul Adha di alun-alun Masjid Raya Bandung, Jawa Barat, Jumat (31/7/2020). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/pras.

Jakarta, IDN Times - Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijah 1443 H, jatuh pada Minggu (10/7/2022). Sementara, Arab Saudi menetapkan waktu 10 Zulhijah 1443 Hijriah pada Sabtu (9/7/2022).

Perbedaan waktu itu menjadi pertanyaan sebagian  masyarakat. Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Adib, menjelaskan adanya perbedaan tersebut.

"Waktu di Indonesia lebih cepat 4 jam, tetapi hilal justru mungkin terlihat lebih dahulu di Arab Saudi, karena terlihatnya di sebelah barat pada saat matahari terbenam atau dikenal dengan istilah ghurub asy-syams," ujar Adib dalam keterangannya, Jumat (1/7/2022).

Baca Juga: Kemenag Tetapkan Hari Raya Idul Adha Jatuh pada 10 Juli 2022

Baca Juga: MUI Ungkap Alasan Idul Adha Muhammadiyah dengan Pemerintah Berbeda

1. Arab Saudi posisinya lebih barat dari Indonesia

Tim Hilal BMKG mengamati matahari terbenam menggunakan teleskop saat melakukan pemantauan hilal di Dermaga Hati, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Senin (12/4/2021). Pemantauan hilal tersebut dilakukan untuk menentukan awal Ramadhan 1442 H (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Adib mengatakan, posisi Arab Saudi lokasinya lebih barat dari Indonesia. Hal itu menyebabkan posisi hilal semakin tinggi dan lebih mudah terlihat.

"Jadi kurang tepat jika memahami karena Indonesia lebih cepat 4 jam dari Arab Saudi, maka Indonesia mestinya melaksanakan Hari Raya Iduladha 1443 H juga lebih awal. Jelas pemahaman ini kurang tepat,” katanya.

Baca Juga: Pandemik Masih Ada, Menag Terbitkan Panduan Salat Idul Adha dan Kurban

2. Jelaskan posisi hilal di Indonesia

Ilustrasi. Tim Hilal BMKG mengamati matahari terbenam menggunakan teleskop saat melakukan pemantauan hilal di Dermaga Hati, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Senin (12/4/2021). Pemantauan hilal tersebut dilakukan untuk menentukan awal Ramadhan 1442 H (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Kemenag pada Rabu (29/6/2022) melakukan pemantauan hilal dan sidang isbat. Hasilnya, ketinggian hilal di Indonesia antara 0 derajat 53 menit sampai 3 derajat 13 menit dengan elongasi antara 4,27 derajat sampai 4,97 derajat.

“Sementara pada tanggal yang sama, posisi hilal di Arab Saudi lebih tinggi dengan posisi yang ada di Indonesia. Jadi kemungkinan hilal terlihat di Arab Saudi sangat besar,” katanya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya