Kenapa Ikan Lele, Cebong, Kampret Dipakai dalam Istilah Politik?
Manusia dinilai memiliki sifat-sifat hewan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sejumlah hewan kerap masuk dalam istilah politik di Indonesia. Terbaru ada 'politisi ikan lele'.
Istilah itu disampaikan pertama kali oleh Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti. Dia menjelaskan, istilah politisi ikan lele digunakan untuk menyindir pihak yang kerap membuat situasi semakin keruh.
“Saya menyebut politisi ini tidak selalu mereka yang menjadi pengurus partai politik, tetapi orang yang pikirannya selalu mengaitkan berbagai keadaan itu dengan politik, berbagai persoalan dipolitisasi,” ujar Abdul Mu'ti, dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, Jumat (6/8/2021).
Baca Juga: Muhammadiyah Peringatkan Bahaya Politikus Ikan Lele di Masa Pandemik
Baca Juga: Politikus Ikan Lele hingga David NOAH Diduga Menipu
1. Ada cebong dan kampret
Sedikit kilas balik ke masa Pilpres 2019, ada juga istilah cebong dan kampret. Cebong ditujukan untuk para pendukung Joko Widodo, sedangkan kampret disematkan kepada pendukung Prabowo Subianto.
Para pendukung kedua capres kala itu saling menyindir satu sama lain terkait istilah tersebut, terutama di media sosial.
Sekadar informasi, cebong atau kecebong alias berudu ini merupakan larva yang nantinya akan menjadi kodok. Sementara itu, kampret merupakan kelelawar kecil pemangsa serangga.
Baca Juga: Muhammadiyah Peringatkan Bahaya Politikus Ikan Lele di Masa Pandemik
Baca Juga: Soal Politisi Ikan Lele, PAN: Buzzer Juga Suka Perkeruh Suasana