TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

LPDP Bakal Evaluasi Pewawancara Usai Viral Unggahan Budi Diduga Rasis

Budi merupakan Rektor Institut Teknologi Kalimantan

ilustrasi LPDP (universitas123.com)

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Andin Hadiyanto, buka suara soal viralnya unggahan Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Budi Santosa Purwokartiko yang diduga rasis saat menceritakan pengalamannya mewawancarai mahasiswa calon penerima beasiswa LPDP.

"LPDP menjunjung tinggi etika dan adab kepatutan serta toleransi dan tidak memperkenankan dan tidak menyetujui sikap dan ujaran kebencian, serta sikap diskriminisasi termasuk sentimen berdasarkan SARA," ujar Andin dalam keterangannya, Selasa (3/5/2022).

"Meskipun tulisan Sdr Budi Santoso Purwokartiko adalah opini pribadi, namun berpotensi menimbulkan risiko reputasi terhadap kegiatan ybs sebagai interviewer program beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), yaitu program untuk mendanai mahasiswa Indonesia yang melakukan mobilitas di universitas terkemuka di luar negeri selama kurang lebih satu semester," sambungnya.

Baca Juga: Rektornya Diduga Rasis, Institut Teknologi Kalimantan: Urusan Pribadi

Baca Juga: 5 Tips Membuat Esai yang Baik agar Lolos Beasiswa LPDP, Jitu nih!

1. LPDP akan evaluasi pewawancara

Ilustrasi beasiswa LPDP. (Instgram/lpdp_ri)

Dalam kesempatan itu, Andin mengatakan LPDP akan melakukan evaluasi terhadap para pewawancara. Mereka harus tunduk dalam kode etik.

"LPDP akan terus berkoordinasi dengan Kemendikbudristek untuk terus mengevaluasi dan mengawasi pelaksanaan tugas para interviewer untuk menjamin pelaksanaan seleksi program beasiswa yang dikolaborasikan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku," ucapnya.

Dia menegaskan, LPDP senantiasa melakukan seleksi dengan penilaian yang objektif dan menghargai keagamaan yang dianut setiap peserta.

2. Rektor ITK diduda rasis

IDN Times/Surya Aditya

Budi Santosa Purwokartiko kini tengah jadi perbincangan. Pasalnya, Budi membuat unggahan yang dianggap rasis melalui akun Facebooknya.

Unggahan tersebut kemudian viral di media sosial. Dugaan rasis itu bermula ketika Budi menuliskan pengalamannya melakukan wawancara terhadap beberapa mahasiswa calon penerima beasiswa LPDP. Namun, pencarian akun Budi kini sudah tak ada.

"Mereka adalah anak-anak pintar yang punya kemampuan luar biasa. Jika diplot dalam distribusi normal, mereka mungkin termasuk 2,5 persen sisi kanan populasi," ujar Budi seperti dikutip IDN Times dari tangkapan layar, Selasa (3/5/2022).

"Tidak ada satupun saya mendapatkan mereka hobi demo, yang ada adalah mahasiswa dengan IP yang luar biasa tinggi, di atas 3,5 bahkan 3,8 dan 3,9," sambungnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya