TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Reaksi PDIP saat Demokrat Sindir Harun Masiku yang Masih Buron

PDIP sebut Demokrat selalu membawa kasus Harun Masiku

Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Jakarta, IDN Times - DPP Partai Demokrat menyindir PDI Perjuangan agar ikut membantu pencarian Harun Masiku yang melakukan tindak pidana korupsi dan kini masih buron. Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengatakan Demokrat selalu membalas dugaan kecurangan pemilu dengan kasus Harun Masiku.

“Ya jawabannya (Demokrat) kan itu itu (Masiku) terus,” ujar Hasto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/9/2022).

Baca Juga: Aria Bima Sebut SBY Playing Victim, Demokrat: Makin Tua Makin Pelupa

Baca Juga: Bantah Pemilu 2009 Culas, Demokrat: Prestasi SBY Bikin Naik 300 Persen

1. Sebut SBY lakukan kejahatan nyata karena menuduh bakal ada kecurangan Pemilu 2024

Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dalam kesempatan itu, Hasto kembali menyinggung pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang menduga akan ada kecurangan di Pemilu 2024. Menurut Hasto, tuduhan itu jahat.

“Ini kejahatan yang nyata-nyata itu ditujukan kepada pemerintahan Presiden Jokowi. Dan juga kepada KPU. Karena Pak Jokowi yang bertanggung jawab di dalam kualitas pemilu dan KPU sebagai pelaksana dari pemilu. Maka atas tuduhan itu kami melakukan klarifikasi,” ucap dia.

“Klarifikasi yang kami lakukan yang pertama itu adalah bahwa kecurangan pemilu justru terjadi pada tahun 2009 secara masif. Mana ada di era multipartai yang sangat kompleks, ada satu partai (Demorkat) yang naik 300 persen. Di situ kami sampaikan fakta-fakta termasuk penelitian dari Marcus Mietzner. Jadi jawabanya (Demokrat seharusnya) adalah bagaimana mengkonter fakta-fakta itu. Bukan dengan Harun Masiku,” sambungnya.

2. Hasto singgung Anas Urbaningrum yang direkrut Demokrat usai jadi Komisioner KPU

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (IDN Times/Fitang Budhi Adhitia)

Hasto kemudian menyinggung Anas Urbaningrum yang direkrut Demokrat usai jadi Komisioner KPU pada pemilu 2009. Menurutnya, hal itu merupakan keanehan.

“Pak Anas Urbaningrum ini kan bagaikan ketika dibutuhkan, itu kemudian di-subyo (diangkat-angkat), tapi ketika tidak dikehendaki, kemudian muncul berbagai upaya. Karena banyak yang mengatakan Anas saat itu adalah tidak dikehendaki oleh kepemimpinan bapak SBY. Lalu muncul. Ini kan harus juga ditanggapi. Karena ketika merekrut Anggota KPU, dan kemudian dijanjikan di dalam kepengurusan suatu partai politik, ini suapnya jauh lebih dashyat dari apa yang terjadi pada Harun Masiku," kata dia.

"Berbeda kualitasnya. Ketika KPU yang seharusnya netral, kemudian sejak awal diiming-imingi untuk masuk di dalam suatu struktur elite dari suatu partai, ini adalah suatu tradisi demokrasi yang sangat tidak sehat. Ini suap politik yang betul-betul sangat berbahaya di dalam kualitas demokrasi kita," sambungnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya