Melawan Lupa, Sapma Pemuda Pancasila Banda Aceh Nobar Film G30S/PKI
Sebagai edukasi dan pembelajaran bagi kader organisasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banda Aceh, IDN Times - Sejumlah pemuda tampak berkumpul di depan Kantor Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Provinsi Aceh, di Kota Banda Aceh. Mereka mengenakan pakaian harian dinas dengan motif loreng perpaduan antara hitam dan oranye.
Satu per satu, para pemuda yang juga mengenakan masker dengan warna bervariasi tersebut mulai masuk ke dalam gedung. Sedangkan di depan pintu, sudah ada dua pemuda lainnya. Mereka tampak memberikan instruksi penerapan protokol kesehatan.
"Wajib pakai masker ya, kalau tidak ada masker kita larang masuk. Jaga jarak juga waktu di dalam,” ujar pemuda itu kepada pemuda lainnya yang ingin masuk ke gedung.
Halaman kantor mulai kosong, sedangkan salah satu ruangan mulai diisi para pemuda yang sebelumnya ada di luar gedung. Beberapa saat kemudian, lagu Indonesia Raya berkumandang di ruangan tersebut. Lalu disusul dengan lagu Mars Pemuda Pancasila dan Hymne Putra Putri Indonesia.
Usai ketiga lagu itu berakhir, lampu ruangan pun ikut dipadamkan. Hanya tinggal cahaya dari proyektor yang ditembakkan ke layar berwarna putih tersisa sebagai penerang. Suansa hening tercipta ketika layar putih mulai menampakkan gambar dari sebuah film.
Begitulah gambaran dari suasana nonton bareng film Penumpasan Pengkhianatan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) yang digelar oleh Pengurus Cabang Satuan Siswa, Pelajar, dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (Sapma PP) Kota Banda Aceh, pada Rabu (30/9/2020) malam.
"Kebetulan malam ini, 30 September dan bertepatan dengan peringatan G30S/PKI," kata Ketua Pengurus Cabang Sapma Pemuda Pancasila Kota Banda Aceh, Rifqan Noparianda, kepada IDN Times, Rabu (30/9/2020).
Baca Juga: Anak DN Aidit: Perlu Rekonsiliasi untuk Meredam Isu Kebangkitan PKI
1. Melawan lupa dengan memberikan edukasi kepada kader Sapma Pemuda Pancasila
Melawan lupa dan memberikan edukasi kepada kader, itulah alasan para pemuda dari sayap organisasi Pemuda Pancasila di Kota Banda Aceh ini, menggelar nonton bareng. Bagi mereka, peristiwa yang terjadi 55 tahun silam atau tepatnya pada 30 September 1965, memiliki catatan penting tersendiri.
Pendiri organisasi paramiliter Indonesia yang berdiri pada 28 Oktober 1959 tersebut, nyaris menjadi korban seperti tujuh pahlawan revolusi lainnya, yakni Jenderal Besar Abdul Haris Nasution. "Ini hanya sebuah pembelajaran agar orang tetap jangan melupakan sejarah. Agar orang masih tetap peduli terhadap hal-hal yang memang dianggap membahayakan," ujar Rifqan.
"Kami mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pemahaman kepada kader-kader kami agar mereka tahu," tambahnya.
Baca Juga: Harusnya Ada 8 Jenderal yang Diculik G30S/PKI, Bukan 7
Baca Juga: Fakta-Fakta Kontroversial Film G30S/PKI, Sempat Berhenti Ditayangkan