TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Petani Porang, Saking Mahalnya Sampai Jadi Incaran Pencuri

Hasil dari panen porang bisa mencapai Rp200 juta per Ha

Umbi porang yang dipanen petani di Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun. IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Madiun, IDN Times - Tanaman porang kian banyak dibudidayakan petani. Harganya yang menggiurkan membuat banyak orang kesengsem dengan tanaman yang tergolong umbi-umbian ini. Harga 1 kilogram umbi porang yang sudah dikeringkan sendiri saat ini mencapai Rp14 ribu. Sementara untuk per hektarenya, petani bahkan ada yang sampai meraup hasil hingga ratusan juta rupiah. Namun, nilai ekonomis yang tinggi juga menjadi incaran pencuri.

Baca Juga: Menggiurkan, Satu Hektare Porang di Madiun Bisa Hasilkan Ratusan Juta

1. Pencurian terjadi pada tahun 2019

Facebook.Com/Direkrorat Jenderal Tanaman Pangan

Petani porang di kawasan hutan jati di Desa Kaligunting, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun misanya. Mereka mengakui pernah menjadi korban pencurian saat tanaman mereka dijebol oleh orang tak dikenal.

"Kejadiannya saat ramai-ramainya porang di sini dan sejumlah daerah, sekitar tahun 2019," kenang Akhmad Khoiri, salah seorang pembudidaya porang saat ditemui di kediamannya beberapa waktu lalu. Ia dan petani lain merelekan umbi porang yang dicuri. 

2. Pada Mei-Oktober, hasil dari panen porang bisa mencapai Rp200 juta per hektare

Ilustrasi Maling (IDN Times/Mardya Shakti)

Saat itu, kata dia, hasil panen porang memang sedang tinggi-tingginya. . Untuk sekali panen yang berlangsung di antara bulan Mei-Oktober jumlah omzet yang didapat bisa mencapai Rp200 juta per hektare lahan.

Hal itulah, kata Khoiri, yang menjadi alasan terjadinya pencurian umbi porang. "Padahal, waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan porang siap panen sekitar tiga tahun," kata dia. 

Mereka mengaku sangat terpukul dengan pencurian tersebut. Sebab, tanaman yang satu ini butuh perhatian lebih. Selain memupuk, menyiangi, dan memberikan air yang cukup, tanaman yang juga dikenal dengan nama iles-iles ini juga harus ditanam di sela-sela tegakan pohon jati agar pertumbuhannya maksimal.

Baca Juga: Ganda, Sarjana Pendidikan Ekonomi Unesa yang Pilih Jadi Petani Porang

Verified Writer

Nofika Dian Nugroho

Penulis lepas yang tinggal di Caruban, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya