Pertamina Siap Kembangkan Bisnis Bunker di Nipa Kepulauan Ria
Siap kembangkan bisnis logistik kemaritiman terintegrasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pertamina, sebagai salah satu BUMN lokomotif bangsa untuk menggerakkan dan meningkatkan sektor ekonomi dan pendapatan negara, terus bergerak secara agresif dan inovatif dalam rangka menciptakan peluang maupun menangkap peluang bisnis yang ada di pasar global, memanfaatkan kekuatan dan keunggulan yang dimiliki Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan, serta posisi yang strategis di jalur ekonomi internasional.
Selain itu, Pertamina sebagai perusahaan energi memiliki sarana dan fasilitas bisnis yang lengkap dari hulu ke hilir. Hal ini menjadikan Pertamina sebagai salah satu perusahaan energi di dunia dengan portofolio bisnis yang menarik untuk mendatangkan mitra dan kerja sama. Proses restrukturisasi di Pertamina dengan pembentukan Subholding juga membuat Pertamina semakin gesit dalam menjalin kerja sama dan meningkatkan valuasinya di mata investor.
“Saya berharap Pertamina International Shipping dapat memberikan kontribusi positif dalam upaya pemenuhan supply chain nasional dan menjadi global player dalam industri marine logistics," ujar Menteri BUMN Erick Thohir pada saat peresmian Subholding Shipping.
Baca Juga: Semester-1 2021, Pertamina Catat Laba Positif Rp2,6 Triliun
1. Siap menangkap peluang pasar internasional yang ada di Selat Malaka
Dalam menjalankan amanat dari Menteri BUMN tersebut, Pertamina International Shipping (PIS) sebagai Subholding Shipping telah mengamati dan siap menangkap peluang pasar internasional yang ada di Selat Malaka melalui strategi pengembangan bisnis logistik kemaritiman yang terintegrasi, yaitu bisnis bunkering di Nipa Kepulauan Riau.
“Pengembangan bisnis bunkering di perairan Pulau Nipa dan wilayah labuh jangkar di sekitar Selat Malaka sangat berpotensi memberikan pendapatan bagi negara mengingat lebih dari 100.000 kapal melewati Selat Malaka setiap tahunnya. Lebih dari 90% kapal tersebut melakukan bunkering di Singapura dengan estimasi market size lebih dari 46 juta MT di tahun 2020 dan estimasi value sebesar USD20 miliar. Dengan adanya potensi pengembangan bisnis bunkering di Selat Malaka ini, Nipa berpotensi menjadi blending hub dan anchorage area (mengambil pasar Singapura dan Tanjung Pelepas). Bisnis bunkering ini juga berpotensi untuk meningkatkan utilisasi terminal Pertamina Group (tj. Uban dan Sambu) serta potensi pemanfaatan storage 3rd party di Nipa dan Oil Tanking Karimun. Untuk menangkap peluang ini kami akan bersinergi dengan subholding lainnya dan juga mitra diluar Pertamina,” ujar Direktur Utama PT Pertamina International Shipping, Erry Widiastono.
Baca Juga: Usai Restrukturisasi, Pertamina International Shipping Catatkan Laba