TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dubes RI untuk Lebanon Sebut Masalah Palestina-Israel Penjajahan

Palestina tidak memiliki angkatan militer

Ilustrasi (ANTARA FOTO/REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Republik Indonesia untuk Lebanon Hadjriyanto Y Thohari mengkritik pihak yang menyebut masalah negara Palestina dengan gerombolan Israel, sebagai konflik atau sebatas perang perebutan lahan.

Menurut Hadjriyanto, jika ditinjau dari perspektif politik dan historis, pendapat itu terlampau menyempitkan masalah riil yang sedang terjadi.

“Apa yang terjadi di Palestina bukan konflik antara Israel dan Palestina. Bahkan ada yang menyebut perang, atau bahkan perang dengan Hamas. Padahal itu bukan konflik, kalau toh disebut perang, maka itu perang yang asimetris (tidak seimbang) karena yang satu itu negara lengkap dengan angkatan bersenjatanya,” kata Hajriyanto dalam forum diskusi daring Lazismu Pusat, Jumat, 21 Mei 2021, sebagaimana dikutip dari situs resmi Muhammadiyah.

Baca Juga: Daftar 5 Negara Pemasok Senjata Terbesar ke Israel

1. Masalah Palestina-Israel adalah penjajahan

Pengunjuk rasa meneriakkan slogan saat reli pro-Palestina, di tengah gejolak kekerasan Israel-Palestina, di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, Selasa (18/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Brian Snyder.

Hadjri menjelaskan secara legal sebagai sebuah negara, Palestina tidak memiliki angkatan militer. Negara itu hanya memiliki polisi dan senjatanya hanya pentungan. Sementara kelompok Hamas, membuat senjata pertahanan diri tanpa teknologi apapun.

Karena itu, ia merasa resah karena di Indonesia mulai muncul pihak-pihak yang mengeluarkan wacana tandingan bahwa Indonesia harus netral dalam melihat masalah Palestina. Wacana itu menurutnya tak berkesesuaian dengan jati diri bangsa yang telah ditetapkan para pendiri bangsa.

“Ini sangat tidak simetris, bukan konflik. Tapi penjajahan. Bukan sekadar penjajahan, tapi (politik) apartheid. Itu kata Joseph Massad, doktor di Columbia University,” kata Hadjri mengutip seorang ilmuwan Kristen asal Palestina.

Baca Juga: Menlu Retno: PBB Harus Tekan Israel Cegah Konflik di Gaza Berakhir

2. Posisi Indonesia membela Palestina

Para pelayat membawa jenazah warga Palestina Wajdi Jaafrah, yang dibunuh oleh pasukan Israel pada hari Sabtu, menurut kementerian kesehatan, selama pemakamannya di Hebron, di West Bank yang diduduki Israel, Minggu (16/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Mussa Qawasma.

Dalam hal Israel-Palestina, Indonesia sejatinya tetap konsisten membela Palestina. Pada sidang PBB 20 Mei kemarin, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan penjajahan Israel terhadap bangsa Palestina harus segera diakhiri.

“Pemilihan terminologinya saja berani, bukan konflik, bukan, tapi penjajahan. Konflik kedua bangsa ini bersifat asimetris,” kata Hadjri mengutip pernyataan resmi Indonesia yang diwakili Menlu.

“Maka Indonesia mengusulkan penempatan pasukan perdamaian dan melindungi status Masjid Al-Aqsha. Langkah kedua, memastikan akses kemanusiaan dan perlindungan masyarakat sipil (Palestina). Langkah ketiga, mendorong dimulainya perundingan multilateral yang kredibel,” tambahnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya