Politikus PDIP Kritisi Kemenlu: Diplomat Kurang Necis, Letih dan Lesu
Pembebasan visa juga dikritik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi I DPR RI Effendi M.S. Simbolon melayangkan kritik pada Kementerian Luar Negeri terkait sejumlah hal. Salah satunya tentang minimnya anggaran Kemenlu untuk melakukan pelayanan, khususnya untuk satuan kerja (satker) perwakilan RI.
“Karena kalau kita lihat, sebenarnya kita standar sekali dari sisi kepemilikan aset, perbaikan aset, pelayanan dan seterusnya. Termasuk, mohon maaf, penampilan para staf lokal, diplomat kita yang ya kurang necis lah. Kelihatan lesu, letih, lelah. Apakah tidak puas mereka?” ungkapnya dalam rapat kerja (raker) Komisi I DPR RI dengan Menlu RI Retno Marsudi, Rabu (6/4/2022).
Baca Juga: Alasan Indonesia Tetap Undang Putin pada Pertemuan Puncak G20
1. Dorongan untuk meningkatkan anggaran
Sebelumnya dalam rapat tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenlu Cecep Herawan menyampaikan, Kemenlu menyerap anggaran Rp7,438 triliun atau 96,04 persen dari pagu tahun anggaran 2021 yaitu Rp7,746 triliun.
Perinciannya, realisasi belanja pegawai sebesar Rp3,337 triliun atau 96,08 persen; realisasi belanja barang Rp3,430 triliun (95,67 persen); dan realisasi belanja modal Rp673 miliar (97,7 persen).
Dalam kesempatan itu, Effendi juga memberikan kritikan lainnya kepada Kemenlu agar memberikan pendidikan marketing kepada para diplomat, supaya bisa memenuhi tujuan Presiden Joko “Jokowi” Widodo.
“Saya cek di kurikulum sekolah diplomat gak ada untuk marketing. Tapi presiden berkali-kali meminta fungsi saudara-saudara sekalian untuk bisa menjadi salesman, jadi marketer untuk mendapatkan apakah devisa, apakah menarik wisman, dan seterusnya,” ujar politikus PDIP itu.
Baca Juga: Anggota DPR Dukung Pemerintah Tidak Takut Undang Putin ke G20 di Bali