Konflik Israel-Palestina, MUI Siap Kirimkan Surat ke Joe Biden
Surat untuk meminta Biden memerangi Israel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Majelis Ulama Indonesia (MUI) berencana mengirimkan surat ke Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden terkait konflik yang terjadi antara Israel dengan Palestina.
"MUI telah menyiapkan konsep surat yang tinggal ditandatangani oleh ketua umum (MUI) untuk dikirim ke Joe Biden. Isinya antara lain, Amerika yang selama ini jadi garda terdepan melawan terorisme juga harus memerangi terorisme negara yang dilakukan oleh Israel," kata Ketua MUI bidang Luar Negeri, Sudarnoto Abdul Hakim, dalam Seminar Internasional Diplomasi Indonesia dalam Konflik Palestina-Israel yang digelar secara virtual, Selasa (18/5/2021).
Baca Juga: Ketiga Kalinya, AS Veto Resolusi DK PBB terkait Israel-Palestina
1. AS dinilai MUI tidak pernah berubah dalam konflik Palestina-Israel
Sebagai negara besar dan adidaya, AS memiliki peran cukup sentral dalam koflik berkepanjangan yang terjadi antara Palestina dan Israel.
Namun, MUI menilai AS justru tidak pernah berubah dalam menghadapi konflik yang terjadi antara kedua negara tersebut.
Adapun, terkait hal tersebut Sudarnoto menyoroti peran AS yang kerap menyampaikan hak veto dalam seluruh resolusi yang dibuat oleh Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
Itu kemudian yang membuat Israel mendapatkan angin segar untuk terus melancarkan serangan atau agresi terhadap bangsa Palestina.
"Jadi saya melihat Amerika itu never change, terutama kalau sudah masuk kebijakan luar negeri, Timur Tengah, Palestina. Mau presidennya dari partai mana, ya itu sama saja," terang Sudarnoto.
Kendati demikian, publik dunia sempat menaruh harapan besar terhadap Joe Biden sebagai presiden AS yang baru menggantikan Donald Trump, terutama dalam penyelesaian konflik Palestina-Israel.
Namun nyatanya, Biden masih belum menunjukkan sikap akan membuat Israel mengakhiri serangannya di Gaza dan Palestina secara keseluruhan.
Baca Juga: Kisah Pengungsi Gaza: Kami Takut, Butuh Selimut, Makanan, dan Popok