TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Langka, 2 Gabungan Hujan Meteor Bakal Hiasi Langit Akhir Juli 2022

Hujan meteor Alpha-Caproconids dan Delta-Aquariids

Hujan meteor (FOTO ANTARA/HO-Humas BRIN)

Jakarta, IDN Times - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memprediksi akan terjadi hujan meteor Alpha-Caproconids dan Delta-Aquariids pada akhir Juli 2022.

Fenomena hujan meteor Alpha-Caproconids dapat diamati mulai dari pukul 20.00 WIB di ufuk timur, namun waktu yang terbaik pada tengah malam di arah langit selatan.

“Hujan meteor Alpha-Capricornids ini bisa diamati pada 30-31 Juli 2022 mulai pukul 20.00 WIB di ufuk timur. Namun waktu terbaik adalah setelah lewat tengah malam di arah langit selatan,” kata Peneliti Utama bidang Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin, dilansir ANTARA, Jumat (15/7/2022).

Baca Juga: 7 Fenomena Langit Juni 2022, Yuk, Lihat Planet dan Meteor!

1. Alpha-Capricornids berasal dari kumpulan debu komet berukuran kecil

Ilustrasi (Pexels/Ramandeep)

Menurut Thomas, hujan meteor Alpha-Capricornids berasal dari kumpulan debu komet berukuran kecil, yang memasuki atmosfer bumi dan tampak seperti bintang jatuh.

Ia menjelaskan, jumlah meteor akan lebih sedikit tampak di langit, yakni lima meteor per jam. Meski demikian, meteor akan menyala lebih terang dari sisa-sisa komet yang berukuran lebih besar.

“Debu-debu komet yang berukuran kecil memasuki atmosfer bumi lalu terbakar menampakkan seperti bintang jatuh. Walau jumlah meteornya sedikit, kadang-kadang hujan meteor ini menampakkan meteor terang dari sisa-sisa komet yang berukuran lebih besar,” kata Thomas.

Baca Juga: Mengenal Boötids, Fenomena Hujan Meteor 27 Juni 2022 

2. Hujan meteor Delta Aquariids menampilkan belasan meteor per jam

ilustrasi hujan meteor (unsplash.com/Austin Schmid)

Sedangkan hujan meteor Delta Aquariids dapat diamati pada 29-30 Juli 2022 mulai pukul 23.00 WIB di ufuk timur. Hujan meteor ini akan menampilkan belasan meteor per jam.

“Hujan meteor ini menampilkan belasan meteor per jam. Debu-debu komet 96P/Machholz diduga menjadi sumber hujan meteor ini,” ujar Thomas.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya