TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menteri Nadiem: Merdeka Belajar Sukses Berkat Inovasi Guru 

Gerakan Merdeka Belajar terbentuk karena keberanian guru

Mendikbud Nadiem Anwar Makarim dalam acara kerjasama Kemendikbud dengan Netflix (Dok.IDN Times/Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyebut, Gerakan Merdeka Belajar berhasil terbentuk karena adanya keberanian berinovasi para pendidik di seluruh penjuru Tanah Air.

Hal itu disampaikan Nadiem pada Puncak Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2022, yang diselenggarakan di JI EXPO Kemayoran, Jakarta, Sabtu (26/11/2022). Acara spesial ini mengusung tema “Serentak Berinovasi Wujudkan Merdeka Belajar”.

“Semua ini tentunya berkat gotong royong kita semua. Berkat keberanian Ibu dan Bapak guru dalam berkarya dan berinovasilah sekarang Merdeka Belajar bisa menjadi sebuah gerakan,” jelas Nadiem, Sabtu (26/11/2022).

Baca Juga: Menko PMK: Guru Harus Mendapatkan Upah Layak

1. Pembelajaran harus menyenangkan

Seorang guru mengajar siswa dan siswi pada pembelajaran tatap muka (PTM) di SMA Negeri 1, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (1/11/2021) (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Lebih lanjut, Nadiem mengatakan, adanya Kurikulum Merdeka juga memberikan kesempatan kepada para guru untuk mengembangkan lebih jauh lagi proyek kreatif, yang mampu menciptakan pembelajaran lebih menyenangkan.

“Untuk menjadikan anak sebagai pembelajar sepanjang hayat, maka pembelajarannya harus menyenangkan. Dengan demikian, yang lebih penting adalah kemampuan untuk mencintai belajar, bukan sekadar menghafal pelajaran,” ujar Nadiem dalam sesi dialog.

2. Salah satu guru menciptakan metode pembelajaran lewat gim

Ilustrasi guru honorer mengajar murid SD. (IDN Times/Yuda Almerio)

Terkait hal tersebut, salah satu Guru Penggerak dari SMPN 1 Sungkai Selatan Lampung Utara, Eka Widiastuti, menceritakan cara mengajarnya di kelas. Ia bercerita, untuk menarik animo siswanya, Eka membuat materi pelajaran melalui gim.

Para siswa dapat mengakses gim ciptaan Eka tersebut tanpa harus menggunakan kuota. Hal ini karena mayoritas siswanya memiliki latar belakang ekonomi menengah ke bawah. 

“Akhirnya saya membuat aplikasi yang bisa diakses siswa melalui HP android tanpa memakan kuota internet. Selain itu, saya juga membuat penilaian bersama siswa dengan membuat inovasi pembelajaran Petak Umpet Soal," jelas Eka.

"Ketika saya desain seperti itu, anak-anak berlomba-lomba mencari soal di berbagai tempat dan menjawab soal dengan semangat,” lanjutnya.

Baca Juga: Kisah Mul, Pemuda yang Jadi Guru Bagi Anak-anak Baduy

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya