TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sebut Agama dan Politik Harus Dipisah, MUI Kritik Jokowi

Jangan sampai masyarakat salah paham dengan apa yang diucapkan Jokowi.

Subekti/Tempo.co

Dalam kunjungan kerjanya di Kelurahan Pasar Baru Gerigis, Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Jumat 24 Maret 2017, Presiden Joko Widodo mengeluarkan sebuah pernyataan yang memicu kontroversi. Jokowi menyatakan bahwa agama dan politik harus dipisahkan. 

Dikutip Kompas.com, (30/3), saat itu, Jokowi mengawali pidatonya dengan berpesan kepada rakyat agar jangan sampai terjadi pertikaian yang mengatasnamakan SARA. Kemudian, Jokowi mengatakan jangan sampai ada campuraduk antara politik dan agama. Keduanya harus dipisah betul. Rakyat menurut dia, harus tahu mana yang agama dan mana yang politik.

MUI sebut pernyataan Jokowi destruktif.

Subekti/Tempo.co

Sontak ucapan Jokowi ini langsung membuat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin angkat bicara. Dia menilai apa yang dikatakan oleh Jokowi merupakan pemahaman agama yang bersifat destruktif yang dapat meresahkan masyarakat. Sebaliknya, Ma’ruf menyatakan bahwa politik dan agama bisa saling menopang.

Baca Juga: VIRAL: Foto Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Belanda Ini jadi Bahan Gunjingan di Medsos. 

Jangan sampai masyarakat salah paham dengan apa yang diucapkan Jokowi.

Kristianto Purnomo/Kompas.com

Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra khawatir apa yang diucapkan Jokowi tersebut akan menimbulkan kesalahpahaman. Dia pun mengatakan persoalan hubungan agama dan negara bukan sesederhana yang dibayangkan. Menurut dia, sepanjang sejarah Indonesia, agama dan politik tak pernah bisa dipisahkan. Salah satunya ketika Presiden Sukarno mencanangkan Pancasila sebagai dasar negara. 

Baca Juga: Dikritik Kedatangannya di Papua Tak Ada Gunanya, Ini Tanggapan Jokowi!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya