TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Seorang Sopir Angkot Lapor Polisi Setelah Ngaku Ditampar Wakil Bupati Manggarai Barat!

Diduga pemukulan juga dilakukan oleh sang ajudan

Maksi Marho/Tribunnews.com

Fadiarma Jebarus sopir angkutan kota (angkot) yang beroperasi di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan Wakil Bupati Manggarai Barat Maria Geong dan ajudannya, Arianus Jehani (31) ke Kepolisian Resor setempat karena diduga melakukan penganiayaan.

Dilansir Kompas.com, (15/10), Kepala Kepolisian Resor Manggarai Barat, Ajun Komisaris Besar Polisi Supiyanto membenarkan adanya laporan ini.

Maksi Marho/Tribunnews.com

Saat ini polisi sedang mendalami laporan itu. Polisi sudah memeriksa Arianus Jehani. Diduga pemukulan terjadi karena Maria jengkel pada perilaku sopir angkot yang ngawur di jalanan. Kejadian itu bermula saat Fadiarma membawa mobil dan hendak menurunkan penumpang di pasar Wae Kesambi. Pada saat yang sama, Wakil Bupati Maria Geong yang berdiri di pinggir jalan raya sedang mengawasi para pegawai negeri sipil (PNS) yang sedang melaksanakan kerja bakti di areal pasar itu.

Baca Juga: Jelang Laga Panas, Mari Tengok Sejarah Rivalitas Liverpool dan Manchester United.

Ilustrasi - Basri Marzuki/ANTARA FOTO

Fadiarma kemudian memainkan gas mobil agar orang nomor dua di Kabupaten Manggarai Barat itu segera berpindah tempat karena akan dipakai parkir angkot. Maria kemudian pindah, namun nyaris tertabrak oleh angkot itu. Maria pun marah dan mengatakan bahwa apa yang dilakukan Fadiarma itu sangat tidak sopan dan kasar.

Fadiarma pun turun dari mobil untuk minta maaf kepada Maria Geong. Namun dia langsung ditampar oleh Maria Geong dan ajudannya. Akibatnya, hidung korban mengeluarkan darah. Korban pun membuat laporan polisi di Pos Pelayan Polres Manggarai Barat dengan nomor Polisi : LP / 147 / X / 2016 / NTT / Res Mabar, Tanggal 14 Oktober 2016.

Maria mengatakan tidak menampar, tapi hanya menyentuh sopir angkot tersebut.

hariansib.com

Wakil Bupati Manggarai Barat Maria Geong pun angkat bicara. Dia mengatakan bahwa dirinya hanya menyentuh sopir itu sebagai bentuk peringatan. Kepada Maria saja sopir tersebut berani berbuat begitu, apalagi kepada masyarakat umum.

Disampaikannya, saat kejadian dirinya berada di pinggir jalan dan hendak breafing berkaitan dengan kebersihan di pasar itu dan sekitarnya. Tiba-tiba ada kendaraan dari arah belakang. Dirinya tidak bisa pindah posisi karena di depannya ada parit dan di sekitar banyak kendaraan. Dia melihat ke arah sopir dan sopir juga melihatnya.

Sopir itu kemudian memaksa untuk terus berjalan sambil gas dengan kencang. Dirinya sempat disentuh oleh bemo itu tetapi beruntung tidak jatuh. Lalu dia meminta agar mobil itu berhenti dan memberikan peringatan kepada sopirnya.

Baca Juga: Tak Hanya Rasisme dan Diskriminasi, 1 Hal Lagi yang Harus Kita Lawan Bersama: Xenofobia!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya