TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BMKG Akhiri Peringatan Dini Tsunami Pasca-Gempa M7,9 Maluku Tenggara

Gempa terjadi pada pukul 00.47 WIB

Ilustrasi tsunami (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara resmi mengakhiri peringatan dini tsunami dampak gempa bumi bermagnitudo 7,9 di Maluku Tenggara Barat pada pukul 00.47 WIB, Selasa.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, peringatan dini tsunami diakhiri berdasarkan proses permodelan dan pengamatan pada area yang terdampak gempa.

"Setelah dua jam dikeluarkannya peringatan dini tsunami, maka BMKG mengakhiri peringatan dini tersebut. Namun kami tegaskan bahwa peringatan ini bukan dicabut, hanya diakhiri. Kami imbau agar masyarakat tetap waspada dan tetap beraktivitas seperti biasa," kata Dwikorita, dilansir ANTARA, Selasa.

Dengan demikian, kata Dwikorita, peringatan dini tsunami tersebut dinyatakan telah berakhir pada pukul 03.43 WIB.

Baca Juga: Gempa Bumi Magnitudo 7,9 Guncang Maluku Tenggara Barat

1. Pengakhiran peringatan dini tersebut didasarkan pada standar penghitungan waktu kedatangan tsunami

Ilustrasi info tsunami (IDN Times/Arief Rahmat)

Dwikorita menjelaskan, pengakhiran peringatan dini tersebut didasarkan pada standar penghitungan waktu kedatangan tsunami hingga dua jam setelah peristiwa gempa. Selain itu, melalui pemantauan kenaikan titik muka air laut di empat titik dipastikan tidak terjadi kenaikan secara signifikan.

"Berdasarkan observasi dengan metode 'tide gauge' di empat lokasi sekitar gempa yaitu Seira, Adaut, Lirang dan Larat tidak menunjukkan adanya anomali atau perubahan tinggi muka air laut yang signifikan," katanya.

2. Pusat gempa berada di kedalaman 130 km, dampak aktivitas subduksi di Laut Banda

Ilustrasi Gempa (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebelumnya, BMKG menyatakan episenter gempa bumi terletak di koordinat 7,37 lintang selatan (LS) dan 130,23 bujur timur (BT), atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 136 km arah barat laut Maluku Tenggara Barat, Maluku dengan kedalaman 130 km.

BMKG menyimpulkan gempa tersebut terjadi akibat aktivitas subduksi di Laut Banda dan berdasarkan hiposenter gempa tergolong kategori menengah dengan mekanisme gempa berupa pergerakan naik (thrust fault).

Baca Juga: Sejarah Skala Richter, Magnitudo, hingga Arti Skala MMI Gempa Bumi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya