TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BMKG Siap Pantau Gelombang Tinggi di 3 Selat saat Libur Nataru

Sinyal gelombang bertaut dengan operator penyeberangan

Ilustrasi tsunami (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencermati arus dan gelombang di sejumlah selat yang menjadi tempat penyeberangan laut, bertepatan dengan libur Natal dan tahun baru (Nataru) dengan menggunakan radar maritim.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan pengawalan cuaca akan dilakukan di tempat penyeberangan ramai seperti Pelabuhan Merak-Bakaheuni Selat Sunda, Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk Selat Bali dan Selat Lombok.

"Kami mengawal ketat dengan memasang radar maritim untuk memonitor kecepatan dan arah arus yang termasuk juga gelombang tinggi. Dari monitoring ini akan diketahui perkembangan kondisi arus dan gelombang tiap menit," ujar Dwikorita, dilansir ANTARA, Rabu (8/12/2021).

Baca Juga: BMKG: Ada Potensi Tsunami 8 Meter di Cilegon Banten saat Libur Nataru

1. Sinyal gelombang tinggi akan bertaut dengan operator penyeberangan

Ilustrasi info tsunami (IDN Times/Arief Rahmat)

Dwikorita menjelaskan informasi dari radar maritim tersebut akan bertaut, dan masuk ke komputer atau server para operator penyeberangan di tempat tersebut. Sehingga dengan monitoring secara terus-menerus, kata dia, jika adanya sinyal gejala gelombang tinggi yang menguat, hal tersebut akan terdeteksi.

"Yang kami sampaikan sebelumnya adalah prakiraan mulai dari tiga hari sebelumnya sampai satu hari sebelumnya. Prakiraan ini bisa berubah sewaktu-waktu jika ada fenomena yang mendadak," kata dia.

Dwikorita mengatakan upaya tersebut telah dilakukan sebelumnya, dan diharapkan dapat mendeteksi fenomena alam sejak dini agar dapat disampaikan langkah-langkah, atau diputuskan oleh pihak operator sebagai langkah-langkah pengamanan.

2. Waspadai gelombang tinggi dan cuaca ekstrem

Ilustrasi gelombang tsunami. (IDN Times/Sukma Shakti)

BMKG sebelumnya menyatakan, berdasarkan pantauan kondisi atmosfer terkini, adanya pola sirkulasi siklonik dan seruakan dingin aktif di Laut China Selatan. Kondisi ini diperkirakan terjadi 6-9 Desember 2021.

“(Kondisi tersebut) memberi dampak signifikan pada peningkatan tinggi gelombang di wilayah perairan Natuna,” ujar Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo dalam keterangan tertulis, Senin (6/12/2021) malam.

Eko menjelaskan kondisi kecepatan angin signifikan berkisar 25 - 30 knot terpantau di Samudra Pasifik timur Filipina, juga berdampak terhadap peningkatan tinggi gelombang di wilayah utara Indonesia bagian timur.

“Hal ini juga bersamaan dengan fase bulan baru dan kondisi Perigee (jarak terdekat bulan ke bumi) yang berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum yang lebih signifikan dan potensi banjir pesisir,” kata dia.

Tujuh wilayah yang terdampak gelombang tinggi antara lain
Kepulauan Natuna, Sulawesi Utara, Gorontalo, Ternate, Halmahera, Papua Barat (bagian utara), dan Papua (bagian utara).

Kondisi ini, kata Eko, secara umum dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di permukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.

“Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari gelombang tinggi dan pasang maksimum air laut,” kata Eko.

Masyarakat juga disarankan memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG melalui:

- Telepon 021-6546315/18
- Call center BMKG 196
- Http://maritim.bmkg.go.id
- Follow twitter dan Instagram @BMKGmaritim,
- Atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.

Baca Juga: Waspada! Gelombang Tinggi Ancam Wilayah Timur Indonesia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya