Mengenal Kepribadian dan Karakter Siti Khadijah
Khadijah termasuk empat wanita yang paling mulia di dunia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Khadijah merupakan istri Rasulullah SAW yang selalu membantu Nabi dalam perjuangan dakwahnya menegakkan Islam. Ia adalah seorang janda dari dua suami sebelumnya, yakni Abi Haleh Al Tamimy dan Oteaq Almakzomy.
Khadijah merupakan anak dari pasangan Khawalid bin Asad dan Fatimah binti Zaidah, yang memiliki silsilah yang baik. Ayahnya berasal dari silsilah yang terhormat dan terkenal kaya raya serta sangat dermawan.
Baca Juga: Kisah Pilu Abu Hurairah, Perawi Berjuluk Bapaknya Kucing
1. Khadijah lahir dari keluarga kaya raya dan dermawan
Ayah Khadijah sangat mencintai anggota keluarganya dan juga menghormati tamu serta membantu orang yang membutuhkan. Ayah Khadijah juga termasuk sahabat kakek Nabi Muhammad, Abdul Muthalib. Sedangkan ibunya nasabnnya berujung pada seorang tokoh Quraisy, yaitu Amir bin Lu,ai.
Dikisahkan dalam buku "Lebih Sukses Berdangang Ala Khadijah dan Abdurrahman bin Auf" karya Ahmad Asrof Fitri di laman uin-alauddin.ac.id, neneknnya yang bernama Halah binti Abdul Manaf juga memiliki garis keturunan yang baik, kaya raya, serta selalu membantu sesama yang membutuhkan. Sehingga diliat dari semua nasab kedua orang tuanya, Khadijah memiliki garis keturunan yang mulia dan sangat dihormati di suku Quraisy karena kepribadian orang tuanya.
Ayah Khadijah juga terkenal sebagai seorang pedagang yang kaya raya dan sukses sebagaimana seperti pedagang Arab lainnya. Kekayaan yang didapatkanya dari berdagang dilakukan di luar Makkah bersama para rombongan pedagang lainnya.
Ayah Khadijah banyak memberikan contoh teladan dalam berdagang yaitu jujur, tidak tamak dan tidak memaksakan kehendaknya, sehingga sang ayah terkenal sebagai pedangang yang baik.
Bakat dan kepribadian ayah dan ibunya menurun kepada Khadijah yang
sudah dididik sejak kecil untuk selalu bersikap baik dan mulia, serta dijauhkan dari segala hal yang dapat merusak ahlaknya.
Baca Juga: Kisah Abu Bakar, Sahabat Nabi yang Dikenal Jujur dan Dermawan