TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

UNICEF: Kekerasan Teman Sebaya di Sekolah Berisiko Siswa Bunuh Diri 

Sekolah jadi tempat berbahaya bagi siswa

IDN Times/Sukma Shakti

Jakarta, IDN Times - Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa Bangsa (UNICEF) mengeluarkan laporan sebanyak 150 juta pelajar yang berusia 13-15 tahun, adalah korban teman sebaya mereka. 

Studi baru yang dirilis pada Kamis (6/9) tersebut, mengukur jumlah pelajar yang melapor bahwa mereka telah dirundung selama satu bulan, atau terlibat dalam perkelahian fisik selama masa satu tahun. 

Apa saja laporan dari UNICEF tersebut? 

Baca Juga: Antisipasi Kekerasan Anak, Surabaya Pasang CCTV di 50 Sekolah

1. Sekolah menjadi tempat berbahaya karena belajar dalam ketakutan

Studi UNICEF memperlihatkan bagi banyak anak remaja, lingkungan sekolah bukan tempat yang aman, tapi daerah berbahaya tempat mereka harus belajar dalam ketakutan. 

Direktur Pelaksana UNICEF Henrietta Fore mengatakan peristiwa tersebut memiliki dampak negatif pada kesejahteraan pendidikan siswa, apakah mereka hidup di negara kaya atau miskin. 

"Setiap hari, pelajar menghadapi banyak bahaya, termasuk perkelahian, tekanan untuk bergabung dengan gerombolan, baik secara pribadi maupun daring, disiplin yang keras, pelecehan seksual, dan kekerasan bersenjata," kata Henrietta pada UN News seperti dilansir kantor berita Antara, Sabtu (8/9). 

2. Ketakutan siswa bisa menimbulkan depresi hingga bunuh diri

IDN Times/Sukma Shakti

Dalam jangka panjang, Henrietta mengatakan, akibat ketakutan tersebut, siswa bisa mengalami depresi, kecemasan, hingga bunuh diri.  

"Dalam jangka panjang, itu bisa mengarah kepada depresi, kecemasan dan bahkan bunuh diri. Kekerasan adalah pelajaran yang tak dapat dilupakan yang tak perlu dipelajari oleh anak-anak," kata dia. 

Laporan tersebut merujuk kepada bukti mengenai faktor risiko yang meningkatkan kerentanan anak-anak terhadap kekerasan. Bukti itu meliputi ketidak-mampuan, kemiskinan parah, etnik. Mereka yang berada di tempat perawatan atau migran tanpa pendamping juga rentan. 

Baca Juga: Kekerasan Anak Masih Tinggi, KPAI Dorong Sekolah Ramah Anak

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya