TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[INFOGRAFIS] Hancurnya Mahkota Terumbu Karang Dunia di Raja Ampat

Terumbu karang terkaya di planet bumi

Faiz Nashrillah/IDNtimes.com

Sebuah kapal pesiar bernama Caledonian Sky yang dimiliki oleh perusahaan pesiar Noble Caledonia asal Inggris memasuki perairan Raja Ampat pada 4 Maret 2017. Masuknya kapal berbobot 4.200 ton itu berakibat pada rusaknya terumbu karang di lokasi tersebut. Meski kapal Caledonian Sky saat ini berada di Filipina, tapi pemerintah berkomitmen untuk tetap menuntut ganti rugi.

Pemerintah Indonesia menyatakan Caledonian Sky melanggar hukum dan segera mengajukan gugatan.

Pemda Kabupaten Raja Ampat/ANTARA FOTO

Dikutip dari BBC Indonesia, Dirjen Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan Brahmantya Poerwadi menyatakan bahwa Caledonian Sky melanggar UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Menurut Brahmantya, pemerintah segera mengajukan gugatan pidana dan perdata ke perusahaan Noble Caledonia, kapal Caledonian Sky, serta kapten kapal Keith Michael Taylor. Sedangkan Wakil Presiden Jusuf Kalla berkata bahwa Noble Caledonian wajib membayar seluruh kerusakan yang disebabkannya.

Baca Juga: Belanda dan Inggris Tuntut Indonesia Atas Hilangnya Bangkai Kapal Perang Dunia II di Laut Jawa

Butuh waktu lebih dari sepuluh tahun untuk mengembalikan terumbu karang Raja Ampat yang rusak.

Pemda Kabupaten Raja Ampat/ANTARA FOTO

Sebelumnya tim peneliti lingkungan dan akademisi dari Conservation International Indonesia (CII), Universitas Negeri Papua, serta Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) telah melakukan penelitian untuk memperkirakan kerusakan terumbu karang Raja Ampat yang disebabkan kapal Caledonia Sky.

Seperti dilaporkan The Jakarta Post, hasil sementara menunjukkan bahwa beberapa karang langka seperti Genus Porites, Acropora, dan Poicilopora rusak parah. "Butuh waktu lebih dari sepuluh tahun untuk mengembalikan terumbu karang tersebut," ujar Ricardo Tapilatu, kepala tim penelitian.

Tim yang dipimpin Ricardo memperkirakan ada 13.532 m² area terumbu karang yang dirusak dengan kerugian sebesar Rp 248 triliun. Juru bicara CII, Albert Nebore, menyayangkan terjadinya tragedi lingkungan ini. Menurut pihaknya, kapal Caledonian Sky dengan ceroboh memasuki area terumbu karang Raja Ampat tanpa berkonsultasi dengan warga sekitar dan hanya mengandalkan GPS.

Pemerintah dan Noble Caledonia telah bertemu.

Pemda Kabupaten Raja Ampat/ANTARA FOTO

Butuh waktu hampir dua minggu untuk pemerintah Indonesia dan Noble Caledonia untuk bertemu dan membicarakan tragedi yang terjadi di Raja Ampat. Hasil pertemuan pada 15 Maret 2017 itu adalah kesepakatan untuk membentuk tim bersama yang akan meneliti seberapa parah kerusakan terumbu karang Raja Ampat untuk kemudian menentukan berapa jumlah ganti rugi yang harus dibayar oleh Noble Caledonia.

Pihak Noble Caledonia sendiri menyatakan kesanggupan untuk membayar ganti rugi yang disebabkan oleh kecerobohan kapten kapal miliknya. "Di dalam berita acara, mereka menyanggupi mengganti rugi. Jadi kami berpegang pada berita acara itu," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya pada Selasa (14/3).

Raja Ampat disebut sebagai "Mahkota dari Segitiga Terumbu Karang Dunia" karena memiliki terumbu karang terkaya di planet bumi.

WWF Global

Tragedi lingkungan yang terjadi di Raja Ampat ini sangat disayangkan. Pasalnya, Raja Ampat terletak di kawasan yang disebut sebagai Segitiga Terumbu Karang Dunia. International Union for Conservation of Nature (IUCN), sebuah organisasi yang terdiri dari pemerintah dan organisasi sipil di bidang perkembangan ekonomi dan konservasi alam, bahkan menyebut Raja Ampat sebagai "Mahkota dari Segitiga Terumbu Karang Dunia".

Raja Ampat yang terletak di provinsi Papua Barat memiliki luas laut dan darat mencapai 40.000 km². Lokasinya strategis, yakni, di persimpangan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Alhasil, Raja Ampat juga dikenal sebagai "pabrik spesies laut" di mana kehidupan laut di wilayah ini sangat kaya. Berdasarkan penelitian tim Natural Conservancy dari Amerika Serikat dan LIPI, ada 540 jenis karang keras (75% dari total jenis di dunia) di Raja Ampat.

Organisasi lingkungan WWF pun mengakui bahwa Raja Ampat memiliki terumbu karang terkaya di dunia dengan hampir 1.000 jenis spesies ikan tropis yang berumah di sana. Jumlah tersebut, menurut WWF, sepuluh kali lebih banyak dari jumlah spesies yang ditemukan di kawasan Karibia, Amerika Tengah.

Baca Juga: Luapan Sungai Memicu Banjir dan Longsor di Raja Ampat

 

 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya