TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pentingnya Pendidikan Seksual Sejak Dini untuk Tekan Kehamilan Remaja

Banyak ABG yang gak paham fungsi alat reproduksi mereka

unsplash.com/Andre Hunter

Surabaya, IDN Times - Seorang pelajar SMP di Tulungagung, Jawa Timur, dihamili pacarnya yang masih duduk di bangku SD. Kabar ini tentu saja mengejutkan banyak pihak. Bukan hanya karena kehamilannya baru diketahui setelah memasuki trimester kedua, tapi juga pengakuan si anak laki-laki tentang seks bebas yang sudah mereka lakukan beberapa kali.

Baca juga: Heboh Siswi SMP Dihamili Siswa SD, Ini Pernyataan KPAI

1. Pendidikan seksual yang komprehensif adalah sebuah kebutuhan

unsplash.com/Kevin Laminto

Menurut psikolog Anna Surti Ariani, kehamilan usia remaja seperti yang terjadi pada pelajar tersebut kemungkinan dilatarbelakangi karena minimnya, bahkan ketiadaan pendidikan seksual yang baik.

"Kalau ada pendidikan seksual dan anak-anak ini mengikutinya (baik dari keluarga ataupun sekolah), mereka bisa memahami bahwa apa yang dilakukan itu bisa mengakibatkan kehamilan," kata Anna saat dihubungi IDN Times, Jumat (25/5).

2. Remaja ingin bereksperimen dengan tubuh mereka

unsplash.com/Andre Hunter

Perspektif bahwa pendidikan seksual yang komprehensif dibutuhkan untuk menekan angka kehamilan di usia remaja bukan tanpa alasan. Diane Papalia, Sally Olds, dan Ruth Feldman menulis dalam buku yang berjudul "Human Development", bahwa masa pubertas itu adalah ketika ABG (Anak Baru Gede) penasaran dengan tubuh mereka.

Rasa ingin tahu tentang transisi dari bentuk tubuh anak-anak ke remaja, serta berfungsinya organ reproduksi mereka, membuat informasi yang tepat wajib diberikan oleh pihak-pihak yang berkompeten. Misalnya, remaja perlu memahami bahwa ada perilaku-perilaku tertentu yang akan membawa konsekuensi tersendiri. Dalam hal ini, hubungan seks antara lawan jenis bisa menyebabkan kehamilan.

3. Pendidikan seksual yang baik mengajarkan remaja untuk menghargai tubuh mereka

unsplash.com/Bill

Logika di balik kekhawatiran tentang kehamilan di usia remaja tentu mudah dipahami. Sepanjang masa pubertas, para ABG masih belum siap memikul tanggung jawab besar untuk menjadi orang tua. Secara fisik, menurut laporan Save The Children  yang dikutip National Healthcare Service  di Inggris, remaja di bawah usia 15 tahun berisiko lima kali lebih besar untuk meninggal selama mengandung.

Oleh karena itu, kata Anna, perlu adanya pendidikan seksual sejak dini. Ketika anak dan remaja memahami seksualitasnya dengan benar, ia justru akan lebih menghargai dirinya dan tubuhnya.

"Ini justru menghindarkan (mereka) dari perilaku seksual tak bertanggung jawab, sehingga akan menurunkan angka kehamilan dini," tegasnya.

Baca juga: Gus Ipul Ajak Ulama Perangi Perkawinan Usia Dini

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya