TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

1 Orang Indonesia Menghasilkan 184 Kg Sampah Makanan per Tahun

Limbah makanan berbahaya, bisa percepat pemanasan global

Ilustrasi tumpukan sampah. (Regina Safri for IDN Times)

Jakarta, IDN Times - Sampah masih menjadi masalah yang tak kunjung selesai, baik di Indonesia maupun negara lain. Ternyata, satu orang Indonesia menghasilkan sekitar 184 kilogram (kg) sampah per tahun.

"Perkembangan kalau dari tahun 2000-2019 itu memang trennya naik. Kita membuang-buang makanan dari 115 kg per orang per tahun, naik menjadi sekitar 184 kg orang per tahun. Ini tahun 2019, naik angkanya," ujar Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Medrilzam di acara Morning Chat with Media "Indonesia Mubazir Pangan, Kok Bisa?", Selasa (12/10/2021).

Baca Juga: Memilah Sampah Sejak dari Rumah

1. Limbah makanan sangat berbahaya karena bisa mempercepat pemanasan global

Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Medrilzam di acara Morning Chat with Media, Indonesia Mubazir Pangan, Kok Bisa?, Selasa (12/10/2021). (IDN Times/Sachril Agustin)

Pada kesempatan ini, Medrilzam membantah hasil studi Economist Intelligence Unit yang menyebut sampah makanan yang dihasilkan satu orang Indonesia per tahun adalah 300 kg. Meski begitu, Medrilzam mengaku sampah 184 kg yang dihasilkan per orang per tahun adalah jumlah yang besar.

Menurut Medrilzam, sampah sebesar 184 kg itu sebagian besar dihasilkan oleh food waste yaitu makanan siap konsumsi, yakni sekitar 55-60 persen. Berdasarkan kajian, lanjut Medrilzam, masyarakat Indonesia sangat besar menghasilkan limbah makanan.

Hal ini, ujarnya, berbahaya. Selain menyebabkan penumpukan sampah, limbah makanan juga akan menghasilkan zat metana yang berujung pemanasan global atau global warming.

"Sampah makanan ini kalau sudah tertumpuk di TPA (tempat pembuangan akhir), akan terurai dalam kondisi anaerob, biasanya tertumpuk akhirnya terurai. Dia dalam kondisi anaerob menghasilkan gas bukan CO2 (karbon dioksida), tapi malah metana. Metana ini lebih parah dari CO2, global warming potensialnya, lebih tinggi potensialnya, sehingga ini memengaruhi total emisi ke depan," ucapnya.

Medrilzam mengungkapkan, kerugian ekonomi Indonesia akibat mubazir pangan ini sebesar 4-5 persen Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. "Kalau dihitung-hitung dari sisi ekonomi itu bisa sampai 4-5 persen PDP kita, kalau dihitung-hitung secara besar," ungkapnya.

Baca Juga: 5 Cara Mengurangi Sampah di Masa Pandemik

2. Limbah makanan Indonesia dari 2000-2019 bisa bantu beri makan 125 juta orang per tahun

Ilustrasi (ANTARA FOTO/Armansyah Putra)

Menurut Medrilzam, bila sampah makanan dari 2000-2019 ini tidak disia-siakan, Indonesia bisa memberikan kebutuhan makanan ke 125 juta orang per tahun.

"Kalau dihitung-hitung secara besar, itu setara dengan yang dibuang tadi, yang loss maupun terbuang, itu bisa feeding (memberi) orang-orang yang membutuhkan makanan mencapai 61-125 juta orang," ucapnya.

Baca Juga: Penyebab Makanan Jadi Limbah: Pola Pikir dan Kurangnya Pengetahuan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya