TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

KSP Sebut Mural yang Bertebaran Baru-baru Ini Menyerang Jokowi 

Juri menegaskan Jokowi terbuka dan menerima kritik

Juri Ardiantoro, Deputi IV Kantor Staf Presiden RI (ksp.go.id)

Jakarta, IDN Times - Mural berwajah mirip Presiden Joko "Jokowi" Widodo muncul di sejumlah tempat. Belakangan mural-mural yang menampilkan wajah mirip Jokowi itu dihapus. Seperti bola liar, penghapusan mural itu pun memicu munculnya pro kontra. Terkait hal ini, Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Juri Ardiantoro menegaskan, tidak ada pelarangan mengenai mural.

"Jadi, membuat mural-mural itu tidak masalah, juga tidak dilarang. Tetapi penting diperhatikan, apakah mural itu diperbolehkan digambar di tempat publik tersebut? Apakah tidak mengganggu kenyamanan masyarakat, dan apakah kontennya tidak menyerang pribadi-pribadi orang secara sembarangan?" kata Juri dalam keterangannya, Jumat (3/9/2021).

Baca Juga: Ramai Mural Mirip Presiden Jokowi di Bandung, Polisi Cari Pembuatnya

1. Juri sebut mural Jokowi sengaja dibuat untuk 'menyerang'

Pedagang air keliling melintas di dekat mural yang bertuliskan "jangan takut tuan-tuan ini cuma street art" di Jakarta, Selasa (24/8/2021). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Juri menjelaskan, mural-mural bergambar wajah mirip Jokowi sengaja dibuat untuk menyerang, dan bukan sebuah kritik. Sebab, kata dia, pembuatan mural Jokowi tidak mengindahkan unsur kepatuhan dan estetika.

"Sebut saja di antaranya kepatuhan hukum, etika, dan estetika demi menjaga ketertiban sosial. Mural-mural yang sengaja ditebarkan yang baru-baru ini menyerang Presiden Jokowi Widodo adalah cermin dari perbuatan yang justru keluar dari ketiga unsur tersebut, karena mengganggu ketertiban sosial dan kepatuhan hukum, minim nilai-nilai etika dan estetika," ucapnya.

Baca Juga: Mural Mirip Jokowi Acungkan Jempol Muncul di Jagakarsa

2. Juri tegaskan Jokowi tidak anti kritik

Presiden Joko "Jokowi" Widodo (Dok. Biro Pers Sekretariat Negara)

Lebih lanjut, Juri mengatakan, kritik bagian dari demokrasi. Jokowi, kata dia, terbuka dan berterima kasih atas kritik-kritikan yang ada.

Namun sebuah kritik, sambungnya, harus mengandung unsur semangat, membangun, dan solusi.

"Presiden Jokowi berkali-kali menyampaikan bahwa dirinya terbuka akan berbagai masukan maupun kritik. Bahkan tidak akan menempatkan para pengkritiknya sebagai musuh, termasuk para pembuat mural yang menyerang dirinya. Seperti yang disampaikan dalam pidato kenegaraan 16 Agustus lalu, Beliau mengatakan bahwa kritik itu penting bagi bangsa dan negara," kata Juri.

"Maraknya mural di fasilitas-fasilitas publik di beberapa kota yang sebagian diduga menyerang Presiden Joko Widodo, mencerminkan bahwa ada kekeliruan mendasar dari persepsi dan praktik demokrasi dari para pembuatnya," ujar dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya