Partai Ummat: Era Jokowi Indonesia Bergerak Mundur
Ridho kritik kebijakan ekonomi era Jokowi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo genap berusia dua tahun atau sudah tujuh tahun di periode keduanya memimpin Indonesia. Selama Jokowi memerintah, Partai Ummat menyebut Indonesia belum maju.
"Partai Ummat menemukan data dan fakta tak terbantahkan bahwa setelah tujuh tahun memerintah, rezim Jokowi bukannya membawa bangsa dan negara menuju kemajuan yang dicita-citakan seperti tercantum dalam UUD 1945, malah sebaliknya menyeret bangsa dan negara menuju kemunduran yang membahayakan," ujar Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi dalam keterangannya, Sabtu (23/10/2021).
Baca Juga: Fadjroel Rachman Pamer 4 Keberhasilan Jokowi Selama 2 Tahun
1. Partai Ummat kritisi pembangunan infrastruktur dan utang Indonesia di luar negeri
Pada bidang hukum, Ridho mengatakan, pemerintahan Jokowi hanya mengumbar slogan kosong penegakan hukum yang berkeadilan. Dia menilai hukum di Indonesia masih berjalan diskriminatif, atau tajam ke oposisi dan tumpul ke pendukungnya.
Dalam bidang ekonomi, Ridho mengakui, Jokowi membangun infrastruktur yang masif bila dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya. Namun, kata dia, pembangunan ini sebagian besar tidak efisien dan tak tepat sasaran.
"Namun pembangunan infrastruktur ini tidak sepenuhnya menunjukkan skala prioritas kepentingan publik. Bahkan, beberapa pembangunan infrastruktur dengan skala giant project tidak dalam desain dan perencanaan yang baik, yang memperhitungkan sumber dan alokasi keuangan berimbang, termasuk memperhitungkan dampak ekonomi jangka pendek dan jangka panjang," kata dia.
Ridho menambahkan pemerintahan Jokowi cenderung tidak bijak mengalokasikan keuangan negara. Utang Indonesia di luar negeri, kata dia, mengkhawatirkan. Menantu Amien Rais ini mengatakan utang luar negeri lebih diarahkan pada pembangunan proyek infrastruktur yang lebih mengejar obsesi pertumbuhan ekonomi tinggi.
“Dampak secara langsung yang dirasakan adalah meningkatnya utang luar negeri Indonesia yang telah mencapai lebih dari Rp6.000 triliun. Sementara pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti dijanjikan tidak kunjung tercapai. Kelak generasi mendatang akan membayar utang yang menggunung. Ini membahayakan bangsa dan negara kita," ucapnya.
Baca Juga: Utang RI Naik Rp3.963 Triliun di Pemerintahan Jokowi, Buat Apa Saja?