TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Anies: KPK Masih Dibutuhkan untuk Berantas Korupsi karena Keserakahan

Usai Firli jadi tersangka, muncul desakan KPK dibubarkan

Calon Presiden Nomor Urut 1, Anies Baswedan, dalam Dialog Pers dan Calon Presiden bersama PWI, Jumat (1/12/2023). (IDN Times/Amir Faisol)

Jakarta, IDN Times - Calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan, Anies Bawedan, menilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih dibutuhkan keberadaannya di Indonesia. Komisi antirasuah dibutuhkan untuk menghadapi tindak korupsi, di tengah dorongan agar KPK dibubarkan pasca-Ketua nonaktif KPK, Firli Bahuri, menjadi tersangka kasus pemerasan. 

Diketahui, Firli yang merupakan jenderal Polri itu menjadi satu-satunya pimpinan KPK yang terseret kasus korupsi, dan menjadi tersangka Polda Metro Jaya.

"Seperti yang pernah saya sampaikan, lembaga ini harus tetap ada. Walaupun sifatnya adhoc tapi ini adhoc untuk bangsa. Kalau sifatnya adhoc untuk organisasi barang kali hanya enam bulan. Tapi kalau untuk bangsa, usianya bisa panjang," ujar Anies di kantor PWI, Jakarta Pusat, Jumat (1/12/2023). 

Anies menyebut bila KPK berusia lebih dari 40 tahun, maka hal tersebut bakal diingat generasi mendatang. "Bahwa dulu, ada organisasi yang memberantas korupsi berusia 40 tahun. Sesudah 40 tahun, mungkin bisa kembali ke upaya penegakan hukum semula," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu. 

Capres nomor urut 1 itu mengatakan, saat ini Indonesia masih membutuhkan komisi antirasuah. Terutama, untuk pencegahan dan menindak tindak pidana korupsi yang dipicu keserakahan. 

"Ada tindak korupsi yang dipicu oleh kebutuhan? Itu biasanya (nilainya) tidak besar. Tapi korupsi yang dipicu tindak keserakahan, biasanya nilainya fantastis," tutur mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu. 

1. Anies ingin KPK kembali jadi lembaga yang independen

Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan ketika berbicara di PGPI Gereja Mawar Sharon Kelapa Gading. (Dokumentasi media AMIN)

Lebih lanjut, Anies berharap, KPK kembali memiliki independensi dalam bertugas. Sehingga dalam mengusut suatu perkara, kata dia, KPK bisa terbebas dari berbagai upaya intervensi. 

"Indonesia membutuhkan suatu institusi yang benar-benar kredibel agar kita menjadi negara hukum bukan negara kekuasaan," ujar dia. 

Pernyataan Anies itu untuk menanggapi ucapan yang disampaikan mantan Ketua KPK, Agus Rahardjo, soal adanya perintah dari Presiden Joko "Jokowi" Widodo supaya pengusutan kasus mega korupsi KTP Elektronik disetop. Hal itu termasuk agar mantan Ketua DPR, Setya Novanto, tak lagi dilanjutkan proses penyidikannya. Padahal, mantan Ketua Umum Partai Golkar itu sudah merugikan keuangan negara mencapai Rp2,7 triliun. 

Sementara, juru bicara pasangan capres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau AMIN, Angga Putra Fidrian, menyampaikan Anies-Muhaimin menginginkan agar KPK bisa kembali ke situasi seperti sebelum Undang-Undang KPK direvisi.

"Kalau perlu kita revisi kembali UU KPK yang sempat direvisi 2019 lalu itu. Bahkan, seandainya AMIN nanti menang pemilu, kami akan membuat kondisi KPK lebih baik lagi dibandingkan situasi sekarang," ujar Angga di Rumah Perubahan Menteng, Jakarta Pusat, ketika menjawab pertanyaan IDN Times hari ini. 

Baca Juga: Novel soal Agus Rahardjo: Revisi UU KPK untuk Melemahkan KPK Terjawab

2. Tim AMIN nilai pelibatan publik dalam pemberantasan korupsi era Jokowi minim

Ilustrasi gedung Merah Putih KPK (www.instagram.com/@official.kpk)

Angga juga mengkritisi minimnya partisipasi publik dalam upaya pemberantasan korupsi era kepemimpinan Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Alhasil, komisi antirasuah kini kembali ke titik nadir. Bahkan, kewenangannya pun sudah dipreteli dan menjadi lembaga yang lemah. 

"Masyarakat sipil sejak dulu sudah memprediksi akan terjadi sesuatu pasca-revisi UU KPK dan pemilihan pimpinan KPK. Prediksi itu sekarang terbukti. Beliau sekarang menjadi tersangka. Karena sudah menjadi hak rakyat untuk mendapatkan lembaga pemberantasan korupsi yang independen," katanya. 

Tujuannya, ujar Angga, untuk memastikan hak-hak rakyat tidak dicuri. "Kami menginginkan agar lembaga penegak hukum bisa secara independen menyelesaikan ini semua," tutur dia. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya