Bahlil Beri Kode Siap Maju Jadi Ketua Umum Golkar di Munaslub 2023
Bahlil prihatin elektabilitas Golkar tersisa 6 persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, memberikan kode ia siap turun ke gelanggang pencalonan ketua umum Partai Golkar, seandainya digelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada 2023.
Bahlil mengaku prihatin dengan kondisi elektabilitas Partai Golkar yang terus menurun hingga di angka 6 persen. Padahal, pada 2014 hingga 2019, elektabilitas partai beringin masih ada di angka 12 persen.
"Sebagai kader Golkar, ketika melihat partainya dalam kondisi yang membutuhkan uluran tangan kader yang merasa bertanggung jawab, saya yakin semua akan punya perasaan itu (siap maju jadi ketua umum). Tapi tetap harus melalui mekanisme yang jelas sesuai aturan main organisasi," ujar Bahlil di kediamannya, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu malam (22/7/2023).
Bahlil merasa memenuhi syarat seandainya ikut diajukan menjadi calon ketua umum Golkar. Dia mengaku pernah duduk di struktural DPD Golkar di Papua.
Ia menambahkan keadaan internal Golkar saat ini sudah memasuki lampu kuning. Menurut informasi yang ia dengar, konsolidasi yang sering dilakukan ke daerah masih jauh dari harapan.
"Pada faktanya, survei Golkar terus turun. Dari semula dua digit, sekarang tinggal 6 persen. Elektabilitas Golkar di Pemilu 2019 ada di angka 13 persen. Tapi tidak pernah 6 persen, bos!" tutur dia.
Mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu menjadi orang kedua yang secara terbuka tak menolak bila diajukan menjadi calon ketua umum untuk menggantikan Airlangga Hartarto.
Sebelumya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan, dalam wawancara pada program Rosi yang tayang di stasiun Kompas TV, juga mengaku siap turun gunung untuk diajukan menjadi calon ketua umum Golkar.
Baca Juga: Luhut Tak Menolak jika Diusulkan Jadi Ketum Golkar di Munaslub
1. Di bawah kepemimpinan Airlangga, Golkar dinilai tak ikut rasakan efek ekor jas dukung Jokowi
Bahlil menilai seharusnya tingkat elektabilitas Golkar naik, lantaran kader Golkar banyak yang duduk di pemerintahan. Selain itu, tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Joko "Jokowi" Widodo mencapai lebih dari 80 persen. Namun, Golkar tidak ikut kecipratan pengaruh tersebut.
Justru momentum itu, kata Bahlil, dimanfaatkan dengan baik oleh Partai Gerindra dan PDI Perjuangan (PDIP). "Harusnya Golkar juga ikut naik dong. Toh dia juga dukung Jokowi, dengan approval rating di angka 80 persen. Seharusnya berimbas juga ke Golkar. Kenapa yang dapat hanya PDIP dan Gerindra?" tanya dia.
Bahlil kemudian mengambil contoh Partai Gerindra yang tingkat elektabilitasnya di sejumlah survei berhasil melampaui Golkar. "Itu artinya, dia betul-betul memanfaatkan secara elektoral tingkat kepuasan publik terhadap Pak Jokowi bagi Gerindra. Artinya, dia ngurus itu," katanya.
Baca Juga: Airlangga: Siapapun yang Minat Jadi Ketum Golkar, Tunggu Munas 2024