TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Empat Menteri Golkar Kompak Jabat Tangan di Istana: Ini Konsolidasi

Bahlil bersedia maju jadi ketum Golkar lewat Munaslub 2023

Empat menteri termasuk Airlangga Hartarto dan Bahlil Lahadalia bertemu di Istana Negara pada 9 Agustus 2023. (www.instagram.com/@ampi.id)

Jakarta, IDN Times - Empat menteri dari Partai Golkar terlihat kompak berjabat tangan saat berada di Istana Kepresidenan pada Rabu (9/8/2023). Keempat menteri tersebut yakni Menpora Dito Ariotedjo, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang, Menko Perekonomiaan Airlangga Hartarto dan Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia.

Bahkan, keakraban itu terlihat di antara Airlangga dengan Bahlil. Padahal, Bahlil secara terang-terangan bersedia untuk maju menjadi calon ketua umum Golkar melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) 2023. 

Keempatnya terlihat kompak usai mengikuti sidang kabinet paripurna yang membahas nota keuangan dan rancangan RAPBN 2024. Mereka berempat sempat terlihat berpose berpegangan tangan dengan latar foto desain Istana Negara di IKN Nusantara. 

Saat ditanya, Bahlil menjawab bahwa itu merupakan tanda konsolidasi. "Ini baru foto konsolidasi," ungkap Bahlil yang mengenakan jas dan kemeja. 

Namun, ia tidak menjelaskan apa makna konsolidasi tersebut. Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Airlangga. "Itu konsolidasi foto," katanya. 

Baca Juga: Bahlil Beri Kode Siap Maju Jadi Ketua Umum Golkar di Munaslub 2023

1. Bahlil siap menjadi calon ketua umum lewat mekanisme partai

Empat menteri termasuk Airlangga Hartarto dan Bahlil Lahadalia bertemu di Istana Negara pada 9 Agustus 2023. (www.instagram.com/@ampi.id)

Sementara, di dalam wawancara bersama Karni Ilyas, Bahlil tidak memberikan jawaban lugas menolak atau setuju untuk maju menjadi caketum Golkar pada 2023. Ia hanya menyebut kondisi di dalam Partai Golkar sudah memprihatinkan.

Sebab, berdasarkan hasil survei beberapa lembaga malah menunjukkan elektabilitas parpol dengan lambang pohon beringin itu tersisa satu digit. Sebelumnya, elektabilitas Golkar ada di dua digit. Ia khawatir bila tetap dibiarkan maka Golkar tidak lolos ambang batas parlemen (parliamentary treshold) di pemilu 2024. 

"Tapi, saya menyadari Golkar bukan partai baru. Dia memiliki kaidah, norma, standar, aturan yang disebut mekanisme. Kita tidak bisa berpikir tiba saat, tiba akal. Karena itu saya mengatakan biarkan lah itu berproses secara mekanisme organisasi partai. Di mana mekanisme partai itu ada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, hingga institusi-institusi pengambilan keputusan," ungkap Bahlil di YouTube dan dikutip pada Kamis (10/8/2023). 

Ia menambahkan mekanisme itu yang digunakan di dalam Golkar terkait kepemimpinan di partai maupun merumuskan kebijakan internal. Di sisi lain, Munaslub bukan sesuatu yang haram di Golkar. Sebab, mekanisme itu tertulis di AD/ART. 

"Jadi, tinggal dilihat saja. Tidak mungkin kita mau masuk rumah lewat jendela atau pintu belakang. Kita sebagai orang timur tahu etika, adat dan menghargai yang punya rumah. Intinya, mekanisme organisasi harus menjadi acuan," tutur dia lagi. 

2. Di bawah kepemimpinan Airlangga, Golkar dinilai tak ikut rasakan efek ekor jas dukung Jokowi

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memberikan sambutan dalam Tasyakuran HUT Ke-57 Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Rabu (20/10/2021). Perayaan HUT Ke-57 Partai Golkar tersebut mengangkat tema Bersatu Untuk Menang (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Lebih lanjut, Bahlil pernah mengatakan seharusnya tingkat elektabilitas Golkar naik, lantaran kader Golkar banyak yang duduk di pemerintahan. Selain itu, tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Joko "Jokowi" Widodo mencapai lebih dari 80 persen. Namun, Golkar tidak ikut kecipratan pengaruh tersebut.

Justru momentum itu, kata Bahlil, dimanfaatkan dengan baik oleh Partai Gerindra dan PDI Perjuangan (PDIP). "Harusnya Golkar juga ikut naik dong. Toh dia juga dukung Jokowi, dengan approval rating di angka 80 persen. Seharusnya berimbas juga ke Golkar. Kenapa yang dapat hanya PDIP dan Gerindra?" tanya dia. 

Bahlil kemudian mengambil contoh Partai Gerindra yang tingkat elektabilitasnya di sejumlah survei berhasil melampaui Golkar. "Itu artinya, dia betul-betul memanfaatkan secara elektoral tingkat kepuasan publik terhadap Pak Jokowi bagi Gerindra. Artinya, dia ngurus itu," katanya. 

Baca Juga: Erwin Aksa: Menteri Nonpolitik Fokus Tugas, Gak Usah Urus Golkar!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya