TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Golkar Yakin PKB Tidak Akan Meninggalkan Koalisi Prabowo

PKB kaget nama koalisi berubah jadi Koalisi Indonesia Maju

Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, saat dipeluk oleh Ketum Golkar dan Ketum Gerindra di HUT ke-25 PAN. (www.instagram.com/@prabowo)

Jakarta, IDN Times - Partai Golkar meyakini, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak akan hengkang dari Koalisi Prabowo. Indikasi PKB akan pindah ke koalisi lain disampaikan saat Ketua Umum Muhaimin Iskandar mengaku tidak tahu soal adanya perubahan nama koalisi di HUT ke-25 Partai Amanat Nasional (PAN). 

Ketika hanya ada PKB dan Partai Gerindra, maka koalisi disebut Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Tetapi, saat HUT PAN, nama KKIR diubah menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM). Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan, PKB adalah partai pertama yang berkoalisi dengan Gerindra. 

"Jadi, saya yakin PKB masih solid untuk menjadi bagian dari Koalisi Indonesia Maju (KIM). Kan PKB toh yang kali pertama mendukung Pak Prabowo sebagai capres?" ujar Ace di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (30/8/2023). 

Menurutnya, nama koalisi menjadi KIM sudah tepat. Sebab, koalisi itu diisi oleh partai-partai yang hendak melanjutkan program Jokowi. 

"Saya kira sudah tepat memilih nama KIM. Identifikasi koalisi dengan pemerintahan Presiden Jokowi merupakan langkah politik yang tepat untuk menegaskan, bahwa koalisi ini merupakan penerus kepemimpinan Pak Jokowi," tutur dia. 

Sikap koalisi Prabowo yang memilih nama mirip dengan nama kabinet diduga merupakan strategi untuk dapat meraup dukungan pemilih Jokowi di Pemilu 2024. Apalagi di akhir kepemimpinannya, tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi masih tergolong tinggi. 

"Secara elektoral, approval rating kepemimpinan Presiden Jokowi yang tinggi tentu akan sangat menguntungkan bagi koalisi ini. Jadi, menurut saya, kita tidak usah ragu soal penerus Presiden Jokowi untuk Indonesia Maju," ujarnya lagi. 

Baca Juga: Soal Nama Koalisi Indonesia Maju, Zulhas: Kelanjutan Program Jokowi

1. PKB terkejut karena perubahan nama koalisi dilakukan mendadak

Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Jawa Barat PKB, Syaiful Huda, juga mengaku terkejut ketika di HUT ke-25 PAN diumumkan perubahan nama koalisi dari KKIR menjadi KIM. Apalagi penggunaan nama KKIR sudah berlangsung selama 1 tahun dan 15 hari. 

"Seperti yang disampaikan oleh Gus Imin, kami tidak diberi konfirmasi (soal adanya perubahan nama koalisi). Kami datang terlambat kemarin karena sedang melakukan rapat koordinasi nasional dengan seluruh Ketua DPW yang hadir langsung. Ada pula ketua DPC yang hadir melalui zoom. Jadi, memang sangat kaget (ada perubahan nama koalisi)," ungkap Syaiful kepada media di Jakarta, Selasa (29/8/2023). 

Ia menambahkan, dengan diumumkan nama Koalisi Indonesia Maju (KIM) oleh Prabowo, maka KKIR secara otomatis dibubarkan. "Jadi, KKIR yang bertahan 1 tahun 15 hari otomatis bubar ketika Pak Prabowo mengumumkan nama koalisi baru," tutur dia lagi. 

Ia mengatakan, saat ini PKB akan merapatkan untuk menentukan sikap terkait perubahan nama koalisi. "Saat ini PKB akan berdiam sementara lalu bergerak. Bergeraknya seperti apa, kita tunggu hasil rapat DPP," katanya. 

Ia menjelaskan, rapat DPP untuk menentukan sikap PKB selanjutnya diperkirakan digelar awal September 2023. 

2. Perubahan nama koalisi tanpa mengajak diskusi Cak Imin pertanda PKB tak lagi dianggap penting

Analis politik dari UIN, Adi Prayitno. (www.instagram.com/@adiprayitno.official)

Sementara, menurut analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, sangat fatal ketika melakukan perubahan nama koalisi tetapi tidak mengajak Ketum PKB berdiskusi.

"Karena kan ketika Gerindra bersama PKB sudah disepakati nama dari koalisi ini adalah KKIR. Sementara, perubahan nama koalisi adalah sesuatu yang prinsipil. Jadi, seharusnya ikut melibatkan Cak Imin (Ketum PKB)," ujar Adi pada hari ini ke media di Jakarta. 

Menurut Adi, dengan tidak dilibatkannya Cak Imin dalam perubahan nama koalisi menunjukkan PKB sudah tak lagi dianggap penting di dalam koalisi. Ia juga menilai bahwa perubahan nama koalisi dari KKIR menjadi KIM, merupakan strategi Prabowo untuk menyasar para pemilih Jokowi di Pemilu 2019 lalu. 

"Ini kan tentu membuat PKB tidak nyaman hati. Karena apapun judulnya, koalisi Prabowo dengan PKB itu kan yang paling awal. Bahkan, sudah sejak tahun lalu Prabowo diharapkan memberikan tiket cawapres kepada Cak Imin, tapi ketika ada Golkar dan PAN masuk, ini membuat posisi PKB semakin sulit," kata dia. 

Apalagi, kata Adi, sejak awal PAN dan Golkar tidak pernah menyampaikan ke ruang publik bahwa keduanya bergabung ke KKIR. Melainkan bergabung dengan Prabowo. 

"Itu artinya, ketika PAN dan Golkar berkoalisi dengan Prabowo Subianto, mereka hanya ingin berkoalisi dengan Prabowo tapi tidak dengan PKB. Ini kelihatannya yang menjadi semakin jelas mengapa nama perubahan koalisi tidak melibatkan Gus Muhaimin," ujarnya lagi. 

Baca Juga: Ditanya soal Nama Koalisi Indonesia Maju, Cak Imin: Saya Baru Tahu

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya