TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hasil Survei SMRC: Millennial-Gen Z Lebih Suka Mahfud Ketimbang Gibran

Generasi tidak penting untuk mendukung cawapres

Menkopolhukam Mahfud MD di Halal Bi Halal MUI pada Kamis (17/5/2023) (IDN Times/Aryodamar)

Jakarta, IDN Times - Calon pemilih muda yang berasal dari kalangan millennial dan generasi Z lebih menyukai bakal cawapres Mahfud MD ketimbang Gibran Rakabuming Raka. Ini merupakan salah satu temuan menarik hasil analisa Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) yang dikutip pada Jumat (3/11/2023). 

Dikutip dari data survei yang dianalisa oleh SMRC yakni Lembaga Survei Indonesia (LSI) periode 2-8 Oktober 2023, 82 persen generasi millennial menyukai pria yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan itu. Sedangkan, tingkat kesukaan generasi Z kepada Mahfud mencapai 83 persen. 

Sementara, sosok Gibran yang dibangga-banggakan sebagai calon pemimpin muda disukai oleh 76 persen. Sedangkan, generasi Z yang menyukai Gibran mencapai 79 persen. 

Di sisi lain, Muhaimin Iskandar disukai 66 persen responden dari generasi millennial. Sedangkan, 61 persen responden dari generasi Z menyukai Muhaimin. 

"Jadi, generasi yang lebih muda memiliki tingkat kesukaan yang lebih kuat kepada Mahfud dibandingkan ke sosok Gibran dan Muhaimin. Oleh sebab itu, tidak ada subyektivitas generasi di sini," ujar Saiful di YouTube SMRC.

Ia pun menjelaskan dari hasil survei itu, menggambarkan bahwa Mahfud disukai oleh anak-anak muda bukan karena usia. Tetapi, karena faktor lain. 

"Begitu juga pada Gibran, (disukai) bukan karena dia muda. Mungkin karena faktor lain," tutur dia lagi. 

Baca Juga: Jadi Pendamping Ganjar, Mahfud Akan Fokus pada Penegakan Hukum

1. Semua calon wapres tidak memiliki perbedaan yang besar soal likeability dari semua generasi

Hasil survei nasional LSI periode 2-8 Oktober 2023. (Tangkapan layar LSI)

Lebih lanjut, menurut Saiful, tidak terdapat perbedaan yang besar pada likeability dari semua generasi. Likeability pria yang akrab disapa Cak Imin membentang dari angka 61 hingga 66 persen di semua generasi. 

Sedangkan, pada Mahfud, tingkat likeability dari millennial dan gen Z justru lebih tinggi dibandingkan ke Cak Imin. Bila dibandingkan antara Mahfud dan Gibran, tingkat likeability dari kalangan millennial dan gen Z justru lebih tinggi atau bahkan seimbang. 

"Jadi, tidak juga bisa dikatakan bahwa Mahfud kurang disukai di kalangan millennial ke bawah. Bahkan, tingkat kedisukaan Gibran di kalangan millennial dan gen Z justru lebih rendah dibandingkan Mahfud. Gibran disukai di kalangan millennial 76 persen dan gen Z 79 persen. Sedangkan, Mahfud disukai di kalangan millennial 82 persen dan gen Z 83 persen," tutur dia. 

Padahal, sempat muncul harapan bakal ada bonus khusus suara dari calon pemilih ke pasangan Prabowo-Gibran. 

2. Prabowo masih lebih dikenal oleh publik dibandingkan Gibran

Sebanyak 15 kelompok relawan pendukung Joko "Jokowi" Widodo dan Gibran Rakabuming hadir mendeklarasikan dukungan kepada Ketua Umum Partai Gerindra dan bakal calon presiden Prabowo Subianto sebagai presiden (dok Humas Prabowo)

Poin menarik lainnya yang ditemukan dari rilis survei SMRC yakni tingkat awareness publik terhadap sosok bakal cawapres masih lebih rendah dibandingkan sosok capresnya. Sebagai contoh, tingkat awareness Prabowo sudah mencapai angka 96 persen. Sedangkan, tingkat kedikenalan Gibran berada di bawahnya yakni 71 persen. 

"Kalau dia (Gibran) ingin memberi sumbangan (suara), maka tingkat kedikenalannya minimal harus sama dengan Prabowo. Agar tidak nampak tersubordinasi," kata Saiful. 

Sementara, tingkat awareness Mahfud mengalami kenaikan ke angka 62 persen. Sedangkan, tingkat kedikenalan Cak Imin ada di angka 50 persen. 

Dalam pandangan Saiful, kenaikan awareness publik terhadap sosok bakal cawapres belum menyentuh angka popularitas calon presiden. 

"Syarat awareness minimal untuk calon wakil presiden bisa kompetitif harus masuk ke angka 90 persen," tutur dia. 

Namun, Saiful juga mewanti-wanti bahwa tingkat awareness saja tidak cukup. Faktor tersebut harus diikuti oleh tingkat likeablity yang baik. Sebab, kalau hanya dikenal tetapi tidak disukai, hal tersebut juga akan menjadi masalah. 

Baca Juga: PSI Ogah Ikut Campur soal Keanggotaan Gibran di PDIP

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya